Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Kripto yang biasanya memberikan cuan (begitu juga kerugian) gila-gilaan harganya melempem di pekan ini. 5 aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar nyaris semuanya mengalami penurunan dalam 7 hari terakhir. Kecemasan akan kembali terjadinya crypto winter kini muncul dibenak para pelaku pasar.
Bitcoin, sang raja kripto dengan kapitalisasi pasar mencapai US$ 611 miliar sepanjang pekan ini turun 7,5%. Kemudian Ethereum merosot 14,5%, tether yang berada di urutan ketiga market cap terbesar nyaris stagnan.
Di urutan ke-empat dan kelima ada Binance Coin dan Cardano yang anjlok 14,6% dan 6,4%.
Penurunan tersebut masih lebih baik ketimbang 5 top loser kripto di pekan ini.
Kusama, lagi-lagi menjadi menjadi aset kripto dengan kinerja terburuk. Pada pekan lalu Kusama ambrol lebih dari 26%, sementara dalam 7 hari terakhir jeblok lagi nyaris 40% ke US$ 176,29/koin atau Rp 2.542,1/koin (kurs: Rp 14.420/US$)
Alhasil, kapitalisasi pasar Kusama makin menyusut, saat ini kurang dari US$ 1,5 juta, dan berada di urutan ke 53. Posisi tersebut melorot sepuluh peringkat dibandingkan Minggu lalu.
Loser posisi kedua juga masih sama, ditempati oleh Internet Computer (ICP) yang kali ini harganya ambrol 36% ke US$ 30,78 atau Rp 443.848. Pada pekan lalu, Internet Computer juga merosot lebih dari 17%, artinya di pekan ini penurunannya dua kali lipat minggu lalu, dan kapitalisasi pasarnya merosot menjadi US$ 4,15 juta. ICP kini berada di urutan ke 25, turun 5 posisi dari pekan lalu.
Kripto AMP yang pada pekan lalu meroket nyaris 10% dan menjadi top gainer berbalik arah. Dalam 7 hari terakhir AMP ambrol lebih 35% ke US$ 0,05657 atau Rp 816. AMP menjadi aset kripto dengan kinerja terburuk ketiga, dengan kapitalisasi pasar yang menyusut menjadi US$ 2,38 miliar.
Melengkapi 5 besar top loser di pekan ini, ada BakeryToken dan Near Protokol yang masing-masing anjlok 33,79% dan 32,89%.
Sementara itu top gainer di pekan ini jatuh kepada Celo yang meroket lebih dari 79% ke US$ 4,24 atau Rp 61.140,8. Kenaikan tajam tersebut membuat kapitalisasi pasarnya melonjak menjadi US$ 1,04 miliar. Celo kini berada di urutan ke 65 aset kripto berdasarkan kapitalisasi pasar.
Celo berhasil meroket tajam, tetapi top gainer lainnya mengecewakan. Quant berada di posisi kedua dengan kenaikan 16,14%. Sementara urutan tiga hingga lima top gainer penguatannya sangat tipis.
Di urutan ketiga ada Dai hanya hanya menguat 0,14%, kemudian TerraUSD 0,13%, dan melengkapi 5 besar Paxos Standard yang hanya naik 0,03% dalam 7 hari.
Aset kripto terkenal dengan volatitasnya yang tinggi, sehingga penguatan tipis-tipis di pekan ini memicu kecemasan akan terjadinya Crypto Winter.
Crypto Winter pernah dialami bitcoin pada 2018 lalu, ketika ambrol harganya lebih dari 70%, kemudian stagnan cenderung menurun hingga April 2019.
Spekulasi akan kembali terjadinya musim dingin bagi aset kripto tersebut semakin menguat setelah bitcoin pada 22 Juni lalu menembus ke bawah US$ 30.000, tepatnya di US$ 28.800 yang merupakan level terendah sejak 22 Januari lalu.
Jika dilihat dari rekor tertinggi sepanjang masa US$ 64.899,97 yang dicapai pada 14 April lalu, hingga ke level terendah tersebut, bitcoin sudah ambrol lebih dari 55% dalam tempo 2 bulan saja.
Meski demikian, banyak analis mengatakan bitcoin tidak akan mengalami crypto winter lagi, sebab kondisi di 2018 dengan saat ini susah jauh berbeda.
"Kita tidak akan pernah melihat crypto winter lagi. Ada lebih banyak kegunaan, adopsi, dan diversifikasi di industri kripto saat ini ketimbang tahun 2014 atau 2018," kata Mati Greenspan, manajer portofolio dan pendiri Quantum Economics, sebagaimana dilansir CNBC International, Selasa (22/6/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20210627131005-17-256266/harganya-bikin-sedih-bitcoin-cs-bakal-alami-crypto-winter
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Market Harganya Bikin Sedih, Bitcoin Cs Bakal Alami Crypto Winter? - CNBC Indonesia"
Posting Komentar