Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Setelah melayang di level 19 ribu dolar AS selama lebih dari sebulan, volatilitas bitcoin sekarang lebih rendah dari indeks Nasdaq dan S&P 500.
Penyedia data aset digital Kaiko pada Jumat (21/20/2022) mengungkapkan volatilitas bitcoin dalam 20 hari terakhir telah jatuh di bawah indeks saham untuk pertama kalinya sejak 2020.
Bahkan pada Senin (17/10/2022), volatilitas bitcoin telah menyamai volatilitas indeks Nasdaq.
Baca juga: Kuartal III 2022, Aset Bitcoin Produsen Mobil Listrik Tesla Mencapai 218 Juta Dolar AS
Ini menjadi kabar baik bagi investor lama kripto yang berharap penurunan volatilitas dapat mengurangi rasa takut bagi calon investor baru.
Kesenjangan antara volatilitas 30 hari dan 90 hari antara bitcoin dan ekuitas telah menyusut sejak pertengahan September, bahkan dengan sensitivitas bitcoin yang meningkat terhadap rilis data ekonomi makro, menurut data Kaiko.
“Volatilitas Bitcoin berada pada posisi terendah multi-tahun sementara volatilitas ekuitas hanya pada level terendah sejak Juli. Pasar ekuitas tentu saja bergejolak selama beberapa bulan terakhir karena inflasi yang tinggi, apresiasi dolar, kenaikan suku bunga, dan perang yang sedang berlangsung dan krisis energi," kata kepala penelitian di Kaiko Clara Medali, yang dikutip dari CNBC.
"Sementara data menunjukkan, pasar cryptocurrency kurang reaktif terhadap peristiwa makro yang bergejolak daripada sebelumnya di tahun ini, sedangkan pasar ekuitas tetap sangat sensitif,” tambah Medali.
Harga bitcoin sempat turun di bawah 19 ribu dolar AS pada Jumat, menyusul lonjakan singkat indeks dolar dan naiknya imbal hasil Treasury AS 10 tahun ke rekor tertinggi dalam 14 tahun.
Namun harga Bitcoin berhasil naik 0,7 persen ke level 19,189 ribu dolar AS, menurut Coin Metrics. Sedangkan Ether, naik 1,4 persen menuju ke level 1.302 dolar AS, setelah berada di level terendahnya sebesar 1.254 dolar AS.
Baca juga: Kalahkan Bitcoin, Harga Polygon Melesat Naik Selama Bear Market
Pada hari Jumat imbal hasil treasury AS 10 tahun naik setinggi 4,308 persen untuk pertama kalinya sejak 2008.
Namun akhirnya turun setelah muncul laporan yang menyebut beberapa pejabat Federal Reserve AS (The Fed) khawatir mengenai pengetatan yang berlebihan terhadap kenaikan suku bunga.
Indeks dolar juga sempat melonjak ke level 113,906, sebelum kehilangan sebagian besar kenaikannya.
“Meskipun kami telah melihat beberapa tanda penurunan permintaan pasar perumahan dan inflasi yang lebih lambat minggu ini, pasar sangat waspada untuk pertemuan FOMC bulan depan dan mengabaikan data ekonomi yang dapat membenarkan pendekatan yang lebih hati-hati untuk kenaikan suku bunga,” kata analis pasar kripto di bursa kripto Jepang Bitbank, Yuya Hasegawa.
Hasegawa memperkirakan tidak akan ada pergerakan besar di pasar kripto sampai The Fed mengadakan pertemuan untuk membahas kebijakan moneternya, namun level di sekitar 19 ribu dolar AS kemungkinan akan terus menjadi dukungan bagi harga Bitcoin.
Baca Or Read Again https://news.google.com/__i/rss/rd/articles/CBMiiwFodHRwczovL3d3dy50cmlidW5uZXdzLmNvbS9uZXctZWNvbm9teS8yMDIyLzEwLzIyL3ZvbGF0aWxpdGFzLWJpdGNvaW4tdHVydW4tZGktYmF3YWgtaW5kZWtzLW5hc2RhcS1kYW4tc3AtNTAwLXVudHVrLXBlcnRhbWEta2FsaS1zZWphay0yMDIw0gEA?oc=5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Volatilitas Bitcoin Turun di Bawah Indeks Nasdaq dan S&P 500 untuk Pertama Kali Sejak 2020 - Tribunnews.com"
Posting Komentar