Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mayoritas kripto utama terpantau melemah pada perdagangan Jumat (7/10/2022), menyusul koreksinya kembali pasar saham global.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, Bitcoin melemah 1,75% ke posisi harga US$ 19.998,45/koin atau setara dengan Rp 304.676.386/koin (asumsi kurs Rp 15.235/US$). Sedangkan untuk Ethereum terkoreksi 1,61% ke posisi US$ 1.355,7/koin atau Rp 20.654.090/koin.
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
Cryptocurrency | Dalam Dolar AS | Dalam Rupiah | Perubahan Harian (%) | Perubahan 7 Hari (%) | Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar) |
Bitcoin (BTC) | 19.998,45 | 304.676.386 | -1,75% | 2,55% | 383,38 |
Ethereum (ETH) | 1.355,70 | 20.654.090 | -1,61% | 1,47% | 166,40 |
Tether (USDT) | 1,00 | 15.235 | 0,00% | 0,01% | 68,22 |
USD Coin (USDC) | 0,9999 | 15.233 | -0,02% | -0,01% | 46,25 |
BNB | 284,31 | 4.331.463 | -4,36% | -0,06% | 45,93 |
XRP | 0,4876 | 7.429 | -1,84% | 2,37% | 24,53 |
Binance USD (BUSD) | 1,00 | 15.235 | 0,00% | 0,05% | 21,04 |
Cardano (ADA) | 0,4281 | 6.522 | 1,93% | -2,06% | 14,68 |
Solana (SOL) | 33,48 | 510.068 | 2,82% | -1,95% | 11,92 |
Dogecoin | 0,06341 | 966 | 2,80% | 4,47% | 8,42 |
Sumber: CoinMarketCap
Bitcoin kembali ke bawah level psikologis US$ 20.000, yakni di kisaran US$ 19.990, karena investor kembali memasang sikap wait and see atau waspada, di mana sikap ini telah terbentuk sejak awal tahun ini.
Pergerakan pasar kripto pada hari ini cenderung sejalan dengan pergerakan pasar saham global yang kembali lesu karena investor kembali khawatir dengan potensi resesi global.
Pasar saham dan kripto kembali terkoreksi setelah imbal hasil (yield) obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS), US Treasury kembali naik.
Yield US Treasury tenor 10 tahun kembali naik dan menyentuh 3,8%, sedangkan yield Treasury tenor 2 tahun yang lebih sensitif terhadap kenaikan suku bunga naik hingga 4,2%.
Investor global masih menantikan rilis data di AS pada hari ini, terutama data yang akan menunjukkan bagaimana situasi pasar tenaga kerja di Negeri Paman Sam pada September 2022, memberi bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) informasi lain tentang kampanye kenaikan suku bunganya.
Konsensus analis Dow Jones memprediksikan bahwa data tenaga kerja di sektor non-pertanian (NFP) akan bertambah 275.000 pekerjaan dan angka pengangguran akan tetap di 3,7%.
Namun, jika NFP bertambah, maka akan menambah kekhawatiran akan The Fed yang kian agresif di pertemuan selanjutnya untuk meredam inflasi.
"Sekali lagi, investor mencari kabar buruk untuk menjadi kabar baik, bahkan jika laporan September lebih rendah dari yang diharapkan, pertumbuhan upah kemungkinan akan bertahan dan tidak membuat Fed agresif," tutur Chris Senyek, analis di Wolfe Research, dilansir dari CNBC International.
"Sementara saham saat ini rentan terhadap kenaikan besar, kami sangat percaya bahwa basis bearish jangka menengah tetap ada," tambahnya.
Selain data NFP, investor juga akan menanti rilis angka pengangguran AS per September 2022. Rilis data ekonomi tersebut akan menjadi salah satu data masukkan untuk The Fed sebelum memutuskan kebijakan moneter selanjutnya.
Konsensus analis Trading Economics memprediksikan angka pengangguran masih akan bertahan pada 3,7%, posisi yang sama pada bulan sebelumnya.
Sebagai informasi, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan angka pengangguran pada Agustus 2022 berada di 3,7%, naik dari bulan Juli 2022 di 3,5% dan menjadi posisi tertinggi sejak Februari 2022. Jumlah pengangguran meningkat 344.000 orang menjadi 6 juta orang, sedangkan tingkat penyerapan tenaga kerja juga naik 442.000 pekerjaan.
Jika angka pengangguran stagnan, kemungkinan dampak terhadap pergerakan bursa saham tidak terlalu signifikan. Namun, jika angka pengangguran turun, maka akan menjadi sentimen negatif. Meskipun, hal tersebut merupakan berita baik.
Pada situasi saat ini, berita baik pada data ekonomi AS akan menjadi berita buruk karena mencerminkan bahwa pasar tenaga masih ketat, sehingga meningkatkan potensi The Fed untuk kembali agresif untuk meredam inflasi hingga mencapai targetnya di 2%.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Investor Masih Khawatir Inflasi AS, Bitcoin dkk Ambles Lagi
(chd) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20221007092732-17-377938/kekhawatiran-resesi-muncul-lagi-bitcoin-cs-kembali-loyo
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kekhawatiran Resesi Muncul Lagi, Bitcoin cs Kembali Loyo - CNBC Indonesia"
Posting Komentar