Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan masa depan aset kripto masih abu-abu alias belum jelas. Hal ini dikarenakan kondisi perekonomian global yang juga masih penuh risiko.
Menurutnya, perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan krisis hingga inflasi tinggi di berbagai negara menjadi penyebab harga kripto turun. Sebab, inflasi tinggi seperti di Amerika Serikat (AS) membuat The Federal Reserves menaikkan suku bunga dan mendorong penguatan dolar AS.
"Ini membuat semua investasi beralih ke dolar, dari situlah terjadi fluktuasi luar biasa di aset kripto dibandingkan valas dan saham. Jadi kalau dibilang nasib ke depan kripto masih abu-abu atau tidak jelas," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (12/10).
Masa depan kripto menjadi lebih tidak jelas setelah lembaga internasional seperti IMF, Bank Dunia dan ADB memprediksi resesi kemungkinan besar terjadi tahun depan. Penyebabnya adalah kenaikan suku bunga tinggi oleh sejumlah bank sentral.
"Jadi ini menambah awan gelap nasib aset kripto di tahun depan. Apakah mau naik atau tidak, tetapi kalau dilihat kecondongannya ada kemungkinan kalau dolarnya tetap menguat, aset kripto akan jatuh," imbuhnya.
Salah satu aset kripto yang dinilai masih sulit untuk bangkit adalah bitcoin. Pada Oktober ini diprediksi hanya akan ada di rentang US$17 ribu - US$19 ribu.
Untuk mencapai titik tertinggi pada bulan-bulan sebelumnya yakni di US$20 ribu diprediksi masih sangat jauh. Apalagi, pada November nanti The Fed diperkirakan akan kembali menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin.
"Bitcoin sendiri kemungkinan masih fluktuatif, range masih di bawah US$20 ribu. Artinya, untuk mencapai level-level tertinggi masih sangat-sangat gelap sekali. Biasanya kalau mendekati level-level akhir Oktober-November kemungkinan besar di US$17 ribu-US$18 ribu," jelasnya.
Sementara, Chief Executive Officer (CEO) Indodax Oscar Darmawan mengatakan meski aset kripto saat ini dalam masa keterpurukan karena gejolak ekonomi, namun masih diminati oleh masyarakat. Hal ini tercermin dari kenaikan jumlah investor kripto yang cukup signifikan.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat total investor kripto sampai akhir Agustus 2022 sudah mencapai 16,1 juta investor, naik 43,75 persen dibandingkan posisi pada akhir 2021 lalu sebanyak 11,2 juta investor.
"Meskipun pada 2022 ini market kripto sedang masuk fase winter, nyatanya peminat investasi kripto masih banyak yang mana dibuktikan dengan penambahan jumlah investor kripto," kata Oscar dikutip dari Antara.
Menurutnya, justru masa keterpurukan aset kripto ini menjadi kesempatan bagi investor baik baru maupun lama untuk mengumpulkan portofolio asetnya dengan harga miring yang kemudian bisa dijual kembali saat harganya naik pada 2-3 tahun mendatang.
Oscar memperkirakan jumlah investor kripto bahkan bisa tembus menjadi 20 juta orang pada 2023 mendatang.
(ldy/sfr) Baca Or Read Again https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20221012160427-92-859638/nasib-kripto-abu-abu-bitcoin-bakal-betah-di-bawah-us-20-ribuBagikan Berita Ini
0 Response to "Nasib Kripto Abu-abu, Bitcoin Bakal Betah di Bawah US$20 Ribu - CNN Indonesia"
Posting Komentar