Kajian terbaru oleh Bloomberg menyebutkan, bahwa harga Bitcoin berpotensi menjadi US$20 ribu (Rp283 juta) pada tahun ini, mengulangi pola tahun 2016 hingga mencapai puncak tertinggi sepanjang masa pada Desember 2017.
Jika Sepola dengan Tahun 2016
Bloomberg mencatat, saat ini Bitcoin mencerminkan pola serupa dengan tahun 2016. Tahun itu adalah masa di mana Bitcoin Halving Kedua dimulai dan merupakan tahun ketiga setelah mencapai puncak harga tertingginya.
“Grafik kami menunjukkan, bahwa Bitcoin menandai waktu tahun ketiga mengikuti reli parabolik tahun 2017. Dengan pola, ketika harga Bitcoin turun hampir 75 persen pada tahun 2018, Bitcoin bisa mencapai US$20 ribu pada tahun ini, jika tren serupa dengan tahun 2016 itu bakal terjadi,” sebut Bloomberg.
Krisis Ekonomi dan COVID-19
Bloomberg juga menyoroti bahwa apresiasi positif terhadap Bitcoin didorong oleh krisis ekonomi akibat pandemi COVID-19. Krisis itulah yang mendorong banyak bank sentral di sejumlah negara menambahkan pasokan uang ke dalam pasar, yang dianggap buruk bagi pertumbuhan ekonomi di masa depan.
“Langkah pelonggaran kuantitatif (menambah pasokan uang-Red) oleh bank sentral pada tahun ini belum pernah terjadi sebelumnya. Inilah yang mempercepat adopsi terhadap Bitcoin sebagai emas versi digital,” sebut Bloomberg.
Grafik Bloomberg Galaxy Crypto Index (BGCI) menunjukkan Bitcoin akan melintasi resisten US$10.000. Pola seperti ini pernah terjadi pada Juni 2019.
“Perlanjutan pola seperti ini akan menguntungkan posisi Bitcoin, khususnya ketika aset kripto itu berseberangan karakter dengan kebijakan pelonggaran kuantitatif bank sentral,” pungkasnya. [Bloomberg/red]
Ikuti media sosial kami
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bloomberg: Harga Bitcoin Berpotensi US$20 Ribu (Rp283 Juta) Tahun Ini - Blockchain Media Indonesia"
Posting Komentar