Mike McGlone, Ahli Strategi Komoditas Bloomberg dalam kajiannya terbarunya, 5 Mei 2020, mengatakan, bahwa volatilitas Bitcoin 180 hari terendah sepanjang masa adalah penting sebagai sinyal bullish yang pernah terjadi mulai tahun 2015 dan berakhir pada 2017.
McGlone juga membandingkan keunggulan Bitcoin dengan emas dalam konteks pasokan (supply) dan demand (permintaan).
“Tak seperti emas, harga Bitcoin yang lebih tinggi tidak akan mendorong pasokan BTC yang baru ke dalam pasar dalam besaran yang serupa,” kata Mike McGlone.
McGlone memaparkan fakta, bahwa di sebagian besar pasar komoditas (seperti emas), permintaan (demand) yang lebih besar mengarah pada harga yang lebih tinggi. Itu, yang pada gilirannya mengarah pada produksi komoditas yang lebih besar dan stabilnya harga.
“Sedangkan Bitcoin, pasokan Bitcoin baru murni dikendalikan oleh kode-kode komputer secara digital. Nah, pada Halving 12 Mei 2020 mendatang, pasokannya direduksi sebanyak separuh [12,5 BTC menjadi 6,25 BTC-Red],” katanya.
Kata McGlone lagi, kombinasi antara Bitcoin Halving dan program stimulus ekonomi oleh Bank Sentral, malah akan menciptakan “lingkungan yang sempurna” bagi Bitcoin untuk mengungguli pasar lain.
“Pasokan terbatas Bitcoin berarti adalah takaran yang penting untuk adopsi lebih lanjut terhadap aset kripto ini. Karakter unik itu tentu saja sangat berseberangan dengan mekanisme pelonggaran kuantitatif [menambah pasokan uang ke dalam pasar-Red] oleh Bank Sentral,” kata McGlone.
Volatilitas dan Sinyal Bullish
Menurut McGlone, takaran penting lainnya, juga menunjukkan kekuatan Bitcoin. Volatilitas 180 hari telah mencapai titik terendah sepanjang masa. Ini pernah terjadi sebelumnya, yang memantik kenaikan harga Bitcoin secara besar-besaran.
Berdasarkan data dari Digitalik.net dalam grafik Meyer Multiple Price Band, harga Bitcoin pada 20 Oktober 2015 (US$300 per BTC) sampai 5 Desember 2017 (US$11.300) berada di wilayah bullish dan bullish extension. Sebagai catatan, Bitcoin Halving Kedua terjadi pada 9 Juli 2016.
Baru kemudian masuk ke wilayah overbought pada 16 Desember 2017, sekitar US$19.345. Itulah harga puncak tertinggi Bitcoin sepanjang masa, sebelum jatuh ke wilayah US$3 ribu per BTC. [Cointelegraph/red]
Ikuti media sosial kami
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Volatilitas dan Sinyal Bullish Bitcoin — Blockchain Media Indonesia - Blockchain Media Indonesia"
Posting Komentar