Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto utama cenderung menguat pada perdagangan Selasa (27/9/2022), meski risiko di pasar keuangan global masih cenderung tinggi.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, Bitcoin melesat 4,83% ke posisi harga US$ 19.781,16/koin atau setara dengan Rp 299.684.574/koin (asumsi kurs Rp 15.150/US$). Sedangkan untuk Ethereum melonjak 5,18% ke posisi US$ 1.368,1/koin atau Rp 20.726.715/koin.
Sementara untuk koin digital (token) alternatif (altcoin) XRP pada hari ini terkoreksi hingga 3,29% ke posisi US$ 0,4758/koin (Rp 7.208/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
Cryptocurrency | Dalam Dolar AS | Dalam Rupiah | Perubahan Harian (%) | Perubahan 7 Hari (%) | Kapitalisasi Pasar (US$ Miliar) |
Bitcoin (BTC) | 19.781,16 | 299.684.574 | 4,83% | 1,57% | 379,13 |
Ethereum (ETH) | 1.368,10 | 20.726.715 | 5,18% | 0,18% | 168,11 |
Tether (USDT) | 1,00 | 15.150 | -0,00% | -0,02% | 67,96 |
USD Coin (USDC) | 1,00 | 15.150 | -0,01% | 0,01% | 49,30 |
BNB | 280,85 | 4.254.878 | 2,18% | 4,25% | 45,36 |
XRP | 0,4758 | 7.208 | -3,29% | 25,59% | 23,80 |
Binance USD (BUSD) | 0,9995 | 15.142 | -0,07% | -0,07% | 20,51 |
Cardano (ADA) | 0,4557 | 6.904 | 1,99% | 1,66% | 15,63 |
Solana (SOL) | 34,77 | 526.766 | 6,81% | 6,88% | 12,28 |
Dogecoin | 0,06213 | 941 | 0,94% | 6,49% | 8,25 |
Sumber: CoinMarketCap
Bitcoin kembali diperdagangkan di kisaran US$ 19.000 pada hari ini, setelah sehari sebelumnya sempat terkoreksi di kisaran US$ 18.000.
"Pasar kripto bertahan cukup baik dalam menghadapi semua yang terjadi secara global," kata Nauman Sheikh, direktur pelaksana di Wave Financial, mengatakan kepada CoinDesk.
Sebelumnya, kripto sempat kembali terkoreksi karena kekhawatiran resesi yang kian menghantui para pelaku pasar setelah bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) merilis proyeksi arah suku bunga ke depan.
Proyeksi dan arah suku bunga ke depan yang dirilis oleh FOMC menunjukkan bahwa Federal Fund Rate (FFR) bisa sampai 4,4% akhir tahun ini. Apabila menganut proyeksi tersebut berarti dalam dua pertemuan terakhir, Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuan di bawah 50 basis poin (bp).
Bahkan ketika pelaku pasar memperkirakan The Fed akan memangkas suku bunga acuan tahun depan, proyeksi FOMC justru sebaliknya. Tahun depan mereka masih berpotensi kembali menaikkan suku bunga acuan.
Proyeksi tersebut yang akhirnya membuat pasar keuangan global kembali dilanda dengan koreksi dalam beberapa hari terakhir.
Sementara itu, depresiasi parah dari mata uang Inggris yakni poundsterling juga membuat pelaku pasar semakin khawatir.
Poundsterling Inggris turun ke rekor terendah pada hari Senin terhadap dolar AS, jatuh 4% pada satu titik ke level terendah sepanjang masa di US$ 1,0382. Ada spekulasi bahwa bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) mungkin harus menaikkan suku bunga lebih agresif untuk menekan inflasi.
Kampanye kenaikan agresif bank sentral utama, ditambah dengan pemotongan pajak Inggris yang diumumkan minggu lalu telah menyebabkan dolar AS melonjak. Bahkan tak hanya poundsterling saja, euro juga mencapai level terendah terhadap dolar sejak 2002.
Greenback yang makin perkasa membuat berbagai aset keuangan yang dapat diinvestasikan terus terkoreksi. Apalagi di pasar kripto, korelasi antara keduanya memang negatif. Jadi jika dolar AS makin perkasa, maka aset kripto makin merana.
Meski begitu, dalam beberapa hari terakhir, sentimen di pasar kripto cenderung bervariasi, ada yang negatif, netral, dan positif.
Di lain sisi, pencarian Do Kwon, pendiri dari kripto Terra diintensifkan setelah Red Notice Interpol meminta lembaga penegak hukum di seluruh dunia untuk menemukan dan menangkap salah satu pendiri Terraform Labs tersebut.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Investor Masih Khawatir Inflasi AS, Bitcoin dkk Ambles Lagi
(chd/vap) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20220927092029-17-375205/harga-bitcoin-cs-hari-ini-menguat-akankah-bertahan-lama
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Bitcoin Cs Hari Ini Menguat, Akankah Bertahan Lama? - CNBC Indonesia"
Posting Komentar