Jakarta, CNBC Indonesia - Bitcoin kembali bertengger di atas US$ 30 ribu dan Ethereum berhasil menembus US$ 2,1 ribu. Pencapaian kinerja BTC mencapai harga US$ 30 ribu merupakan angka penting secara psikologis. Namun, kenaikan harga BTC terhenti dengan titik tertingginya US$30.300 per koin.
Melansir data dari CoinMarketCap pada Rabu (19/04/2023) pukul 12.27 WIB, Bitcoin menunjukkan penguatan sebesar 2,28% ke posisi harga US$ 30.325,11 per koin atau setara dengan Rp 450 juta per koin (asumsi kurs Rp 14.881.50/US$). Dalam sepekan terakhir, Bitcoin menunjukkan penguatan kinerja satu minggu sebesar 0,91%.
Ethereum hari ini juga menunjukkan penguatan sebesar 0,04% ke US$ 2.087,64 per koin atau setara dengan Rp 31 juta per koin. Penguatan mingguan terlihat pada mata uang kripto Ethereum dalam sepekan terakhir sebesar 11,7%.
BNB mengalami pelemahan harian sebesar 0,77% menyentuh harga US$340,80 atau setara Rp5 juta per koin. Dalam janga waktu 7 hari, BNB berada di zona hijau dengan persentase 6,8%, sehingga kapitalisasi koin saat ini berada pada nilai US$53 miliar.
Dalam jangka waktu satu minggu, top 7 mata uang kripto seluruhnya mengalami penguatan dengan urutan terbesar, yaitu DOGE (+14,04%), ETH (+11,7%), dan ADA (+11,34%).
Ketidakpercayaan pelaku pasar akibat kegagalan industri perbankan sudah mulai memudar. Mata uang kripto sebagai instrumen mata uang yang berlandaskan ketidakpercayaan pada institusi keuangan seharusnya malah mengalami penurunan, karena investor kembali beralih ke perbankan kembali.
Kenyataannya, sentimen pasar dapat berubah-ubah yang dipengaruhi oleh informasi-informasi tertentu.
Analis riset Kaiko Dennislava Aubert menyebutkan kenaikan mata uang kripto disebabkan kebergantungan likuiditas yang diputuskan oleh The Fed. The Fed baru-baru ini memberikan insentif darurat pada bank-bank di Amerika Serikat yang sedang darurat likuiditas.
Melemahnya mata uang dolar Amerika Serikat dan sistem keuangan mendorong minat masyarakat untuk berinvestasi di aset yang merupakan counter dari sistem keuangan.
Kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua juga mengalami penguatan setelah Shanghai Upgade. Sedangkan, XRP platform berbasiskan blockchain dari buku besar XRP juga mengalami penguatan secara harian dan mingguan.
"Orang-orang mencari aset safe haven terdesentralisasi sebagai aset lindung nilai inflasi," ungkap Anthony Georgiades pendiri Pastel Network.
Anthony menambahkan juga bahwa kondisi ekonomi makro perlu dipertimbangkan. Pelonggaran CPI dan sinyal resesi, pasar tampaknya menghargai kebijakan Fed yang berpotensi dovish, yang dapat menyebabkan peningkatan risiko. Bitcoin telah menemukan dirinya dalam situasi yang agak sulit.
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
FTX Bangkrut! Ngutang Rp48 Triliun ke 50 Kreditor
(mza/mza) Baca Or Read Again https://news.google.com/rss/articles/CBMicmh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMDQxOTEzMzY0MC0xNy00MzEyOTUvZ2FrLW55YW5na2EtYml0Y29pbi1iZXJiYWxpay1hcmFoLWRpLWF0YXMtdXMtMzAtcmliddIBdmh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMDQxOTEzMzY0MC0xNy00MzEyOTUvZ2FrLW55YW5na2EtYml0Y29pbi1iZXJiYWxpay1hcmFoLWRpLWF0YXMtdXMtMzAtcmlidS9hbXA?oc=5
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gak Nyangka! Bitcoin Berbalik Arah di atas US$30 ribu - CNBC Indonesia"
Posting Komentar