Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis perbankan melanda Amerika Serikat (AS) pada pekan lalu. Krisis terjadi berawal dari salah satu bank yakni Silicon Valley Bank (SVB) yang membuat heboh banyak orang pada Jumat pekan lalu.
Krisis dari SVB pun berimbas ke bank-bank besar di AS seperti Signature Bank, Silvergate Bank, dan yang terbaru yakni First Republic Bank.
Bahkan, penularan krisis perbankan di AS berimbas ke Eropa. Bank terbesar kedua di Swiss yakni Credit Suisse juga turut diterpa krisis yang bisa berujung pada kejatuhan bank legendaris tersebut. Namun sejatinya, Credit Suisse sudah sering tersandung masalah beberapa tahun terakhir.
Krisis perbankan di AS pun membuat pelaku pasar menjadi khawatir bahwa hal ini merupakan dampak dari tingginya suku bunga bank sentral.
Tak hanya itu saja, SVB, yang menjadi bank-bank bagi para perusahaan rintisan (startup) di AS dan bahkan bank bagi industri kripto membuat aset digital kembali tidak dilirik oleh banyak orang.
Penularan tersebut mengancam akan menelan kripto. Signature Bank, sekutu besar terakhir kripto di dunia perbankan, disita oleh regulator awal pekan ini setelah kegagalan Silicon Valley Bank.
Signature memainkan peran kunci dalam ekosistem kripto AS. Jika tidak ada bank yang turun tangan untuk mereproduksi layanannya, pertumbuhan kripto AS akan kembali melambat secara signifikan. Padahal saat ini, kripto tengah mengalami pemulihan setelah mengalami kejatuhan pada tahun lalu.
"Dampaknya akan sangat besar jika tidak ada bank AS yang menerima simpanan dari klien kripto," kata Taylor Johnson, salah satu pendiri PsyFi, yang membuat produk keuangan kripto.
"Itu akan sangat menyakitkan, dan mengurangi aktivitas kripto secara drastis untuk setiap orang atau bisnis AS, tambah Johnson.
Signature Bank yang berbasis di New York bukan hanya bank bagi kripto, tetapi juga memiliki andil besar dalam pinjaman real estat dan layanan firma hukum.
Tetapi selama bull run era pandemi crypto, Signature Bank menjadi salah satu institusi warisan utama yang merangkul kripto, memegang sebesar US$ 10 miliar dalam deposit kripto pada Januari 2021.
Signature Bank juga menjalankan sistem pembayaran Signet, yang memungkinkan perusahaan kripto untuk secara instan mentransfer uang masuk dan keluar dari kripto setiap saat.
Signet memainkan peran penting dalam efisiensi operasional beberapa bursa besar, termasuk Coinbase. Sejak 2019, Signet dan pesaing utamanya, SEN Silvergate Bank, telah bertanggung jawab untuk memindahkan lebih dari US$ 2 triliun masuk dan keluar dari kripto, berdasarkan data dari Forbes.
Tetapi setelah jatuhnya bursa kripto terbesar kedua di dunia yakni FTX, Signature berusaha menjauhkan diri dari kripto, terutama karena platform pertukaran tersebut telah menjadi salah satu kliennya.
Pada Desember 2022, Signature Bank mengatakan akan melepas kripto senilai US$ 8 miliar untuk mengurangi paparannya terhadap industri yang bergejolak.
Keputusan Signature memang mengkhawatirkan tetapi tidak merusak kripto, karena industri masih dapat mengandalkan Silvergate Bank, bank bagi kripto lainnya. Namun, Silvergate terpukul keras selama penurunan nilai kripto tahun lalu, dan mengumumkan pada 9 Maret bahwa itu akan menghentikan operasinya.
Menyusul kematian Silvergate, JPMorgan memperkirakan bahwa beberapa pelanggannya akan bermigrasi ke Signature Bank. Sementara itu, investor modal ventura dan eksekutif kripto mengatakan kepada The Information bahwa mereka sedang menjajaki SVB sebagai opsi alternatif lain.
Baca Or Read Again https://news.google.com/rss/articles/CBMidmh0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL3Jlc2VhcmNoLzIwMjMwMzE5MTQyODI3LTEyOC00MjI5NDcvYmFuay1rcmlwdG8tZ3VndXItYml0Y29pbi1tZWxhbWJ1bmctc2lhcGEteWFuZy11bnR1bmfSAXpodHRwczovL3d3dy5jbmJjaW5kb25lc2lhLmNvbS9yZXNlYXJjaC8yMDIzMDMxOTE0MjgyNy0xMjgtNDIyOTQ3L2Jhbmsta3JpcHRvLWd1Z3VyLWJpdGNvaW4tbWVsYW1idW5nLXNpYXBhLXlhbmctdW50dW5nL2FtcA?oc=5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bank Kripto Gugur Bitcoin Melambung, Siapa yang Untung? - CNBC Indonesia"
Posting Komentar