Besok, 23 September 2019, Bakkt membuka secara resmi perdagangan produk Bitcoin Berjangka mereka. Tak seperti Bitcoin Berjangka besutan CME (Chicago Mercantile Exchange) dan CBOE (Chicago Board Options Exchange), produk ala Bakkt ini pembelian dan penjualan kontraknya (final settlement) berdasarkan Bitcoin sungguhan, bukan dolar AS. Karena berasaskan Bitcoin sungguhan dan mendapatkan restu dari Pemerintah Federal Amerika Serikat, sejak awal, produk Bitcoin Berjangka Bakkt itu diramalkan mampu mendongkrak harga Bitcoin lebih tinggi lagi. Apa benar?
Pasar berjangka atau futures berbeda dengan spot market, karena perdagangannya dilakukan berdasarkan kontrak tertentu, di mana ada sejumlah ketentuan jumlah minimal beli dan jual, fluktuasi dan waktu perdagangannya. Dalam hal ini Bitcoin Berjangka Bakkt minimal kontraknya ada yang harian (Bakkt BTC [USD] Daily Futures) dan bulanan (Bakkt BTC [USD] Monthly Futures) dengan satuan kontrak setara 1 BTC dengan minimal kontrak sebanyak 10 lot.
Dalam pasar berjangka, pelaku pasar setuju untuk membeli Bitcoin dalam jumlah tertentu dan dijual dalam rentang waktu tertentu pula yang ditentukan oleh Bakkt. Berbeda dengan pasar spot, aset bisa dibeli dan dijual kapan saja, karena tidak ada kontrak khusus dalam jual-belinya.
Jumlah yang besar dan kemudian menyasar investor berkantong besar dan imbal hasilnya berupa Bitcoin sungguhan, bukan dolar AS, dianggap sebagai pemantik kenaikan harga Bitcoin secara signifikan. Sebab, investor akan membeli Bitcoin dalam jumlah besar, lalu ditahan dalam periode waktu, misalnya 6-12 bulan lamanya, atau bisa diperpanjang dengan kontrak lain berikutnya.
Namun, seperti yang Anda duga, dengan pembelian berjumlah besar, maka flash crash pun bisa terjadi ketika investor menjual Bitcoin-nya.
Selain itu, bercermin pada peluncuran Bitcoin Berjangka CME dan CBOE pada Desember 2017, bisa jadi sentimen pasar tidak sepositif yang diharapkan. Pada waktu itu, beberapa jam setelah produk diluncurkan, harga Bitcoin malah menukik cepat dari level US$20.000. CBOE sendiri sudah menghentikan produk itu sejak Mei 2019.
Namun, situasi saat ini agak berbeda, karena harga Bitcoin terbilang lebih murah 50 persen dari level itu. Nah, karena Bitcoin Berjangka Bakkt berpatokan Bitcoin sungguhan, maka psikologi massa agaknya lebih positif dengan pasar saat ini.
Bakkt sendiri adalah anak perusahaan dari ICE yang merupakan induk perusahan dari Bursa Efek New York yang terkenal itu. Berbicara dengan Fortune belum lama ini, CEO dan Pendiri ICE, Jeff Sprecher mengatakan bahwa produk ini memberikan rasa aman dan nyaman kepada institusi dalam perdagangan Bitcoin.
“Perlu waktu berminggu-minggu ataupun berbulan-bulan sebelum para pengguna Bakkt menilai produk ini memang baik atau sebaliknya. Ini laksana malam pembukaan yang meriah. Banyak orang yang penasaran,” kata Sprecher.
Sebelumnya Thomas Lee dari Fundstrat Global Adivisors menyebutkan bahwa langkah Bakkt itu akan memicu kesadaran dan keyakinan banyak orang terhadap aset kripto, termasuk Bitcoin. [vins]
Ikuti media sosial kami
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Produk Bakkt 23 September Nanti Mampu Picu Kenaikan Bitcoin? - Blockchain Media Indonesia"
Posting Komentar