Search

Harga Bitcoin Turun? Ini Caranya Agar Tetap Cuan - Blockchain Media Indonesia

Beraneka cara untuk mendulang cuan Bitcoin. Cara termudah lazimnya adalah trading di spot market biasa, hodl, berburu airdrop, jadi cryptocurrency influencer dan lain sebagainya. Tapi ada cara yang paling greget, yaitu margin trading. Kendati harga Bitcoin turun, Anda bisa tetap cuan.

OLEH: Muhammad Kurnia Bijaksana
Professional Trader Aset Kripto di SnapEx
dan Pendiri The Crypto Legend Indonesia

IKLAN

Kenapa saya sebutkan paling greget? Karena potensi profit-nya besar dan cepat. Tapi, potensi kehilangan uangnya juga besar dan tak kalah cepat. Jadi, jika Anda ingin melakukan margin trading, Anda harus lebih ekstra hati-hati dibandingkan trading di spot market yang biasa.

Bayangkan, ketika Anda membeli Bitcoin pastilah mengharapkan harganya naik. Tapi ternyata harganya malah turun besar. Anda pun merasa menyesal, lantas menjual rugi Bitcoin.

Atau ada saat di mana harga Bitcoin cenderung stagnan selama berhari-hari. Lazimnya dalam situasi seperti itu, Anda akan bosan, lalu menjual semua cadangan Bitcoin, walaupun belum untung seberapa.

Nah, menggunakan metode margin trading, Anda bisa memaksimalkan pergerakan harga Bitcoin. Jadi, walaupun harga hanya naik sebesar 1 persen, Anda masih bisa mendapatkan keuntungan puluhan persen. Dan lagi, kita bisa tetap bisa meraih profit kendati harga Bitcoin sedang turun. Kok bisa?

Pada dasarnya margin trading adalah metode untuk melakukan trading (jual-beli) menggunakan “pinjaman” uang untuk melakukan trade. Pinjaman itu disebut leverage. Pinjaman itu disediakan oleh beberapa bursa aset kripto, tempat trading dilakukan. SnapEx misalnya, menawarkan metode margin trading yang mudah.

Contoh sederhanya seperti ini. Saat ini misalnya, harga Bitcoin Rp100 juta per BTC. Tapi Anda hanya punya uang Rp10 juta. Dengan uang sekecil itu, maka Anda hanya bisa membeli 0,1 BTC.

Nah, dengan margin trading, Anda bisa meminjam uang Rp90 juta agar Anda “seolah-olah” mempunyai Rp100 juta agar bisa membeli 1 BTC. Asyik, kan?

Karena Anda meminjam, maka dana itu harus dikembalikan kepada bursa aset kripto, tidak peduli kondisinya, apakah Anda nanti rugi ataupun untung.

Misalnya harga Bitcoin naik menjadi Rp110 juta. Kalau Anda menjual 1 BTC tadi, maka diperolehlah dana Rp110 juta. Uang Rp90 juta (pinjaman) Anda kembalikan ke pihak bursa dan Anda meraih untung Rp10 juta. Dalam hal ini, berkat pinjaman itulah, dengan modal hanya Rp10 juta, Anda dapat untung Rp10 juta, atau 100 persen.

Sebaliknya, jika harga Bitcoin turun menjadi Rp95 juta, Anda tetap harus mengembalikan Rp90 juta itu. Jadi, Anda jual Bitcoin-nya seharga Rp95 juta, dan mengembalikan Rp90 juta ke pihak bursa, sehingga uang yang tersisa untuk Anda tinggal Rp5 juta. Dalam konteks itu, Anda kehilangan Rp5 juta, alias rugi 50 persen. Inilah resiko besar dalam margin trading.

Sederhananya lagi begini: Dalam margin trading, Anda melakukan jual-beli menggunakan uang dari pihak bursa aset kripto dan itu harus dikembalikan. Jaminannya adalah uang  (modal) Anda sendiri. Jika, harga Bitcoin turun sebesar modal, maka Anda kehilangan semua modal itu alias rugi 100 persen.

Let's block ads! (Why?)

Baca Or Read Again https://blockchainmedia.id/harga-bitcoin-turun-ini-caranya-agar-tetap-cuan/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Bitcoin Turun? Ini Caranya Agar Tetap Cuan - Blockchain Media Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.