INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pasar komoditas global yang sempat jatuh tiga minggu lalu turut membuat anjlok harga Bitcoin hingga lebih dari 40 persen selama beberapa hari perdagangan. Meskipun begitu, Bitcoin pada kenyataanya tetap lebih baik dan dinilai sebagai safe haven jika dibandingkan dengan saham dan emas sekalipun.
1. Tetap Tumbuh di Tengah Penurunan Nilai Investasi Secara Global
Para investor yang menempatkan uangnya di Bitcoin memang harus sabar untuk menghadapi kenyataan bahwa saat ini sedang mengalami penurunan. Namun Meskipun begitu, para Investor Bitcoin tidak perlu merasa panik berlebihan dan secara gegabah melepas seluruh asetnya.
Di sisi lain, kondisi krisis seperti sekarang ini justru muncul demand baru yang cukup besar yang mendorong harga kripto naik karena harganya menjadi murah dan masyarakat membutuhkan media investasi yang lebih aman dan tidak terpengaruh efek ekonomi global sehingga aset kripto menjadi salah satu pilihannya.
Jika dilihat pergerakan harganya dari Rp 96 juta pada 2 Januari 2020, bitcoin justru sempat naik lebih dari 40 persen hingga Rp 141 juta pada 14 Februari 2020. Sedangkan IHSG bergerak bearish dari awal tahun dan posisinya saat ini bahkan kembali ke level di tahun 2016.
Apabila kita bandingkan, pergerakan emas sejak awal tahun hingga saat ini telah mengalami kenaikan 26 persen sementara IHSG justru mengalami koreksi sebesar 23.6 persen, disisi lain Bitcoin justru mengungguli dengan kenaikan lebih dari 30 persen di tengah krisis ini.
2. Semakin Banyak Dilirik Oleh Perusahaan Untuk Diimplementasikan
Sebuah survei yang diterbitkan pada tanggal 31 Maret mengungkapkan bahwa eksekutif perdagangan senior percaya bahwa perusahaan besar dalam bisnis akan tertarik untuk mengambil keuntungan dari anjloknya Aset Kripto baru-baru ini.
Menurut laporan Adoption of Digital Asset Trading yang diterbitkan oleh platform intelijen manajemen Acuiti, adopsi aset digital yang lebih besar di antara penyedia layanan sisi penjualan (26 persen) dibandingkan perusahaan perdagangan tradisional (17 persen). Namun, itu menjelaskan bahwa tingkat adopsi terbatas pada CME atau Bakkt.
Semua perusahaan perdagangan Kripto yang dipelajari dalam laporan tersebut menyadari bahwa ada minat yang meningkat terhadap derivatif Bitcoin. Sekitar 57 persen dari perusahaan trading tradisional telah memperdagangkan Bitcoin, sementara 29 persen memperdagangkan derivatif Ethereum (ETH).
Meskipun survei masih percaya bahwa tingkat adopsi tetap rendah, masa depan terlihat cerah dalam hal adopsi. 97 persen dari perusahaan perdagangan tradisional mempertimbangkan untuk memperdagangkan aset digital dalam dua tahun ke depan.
3. Imun Terhadap Isu Ekonomi
Kondisi aset kripto ini berbeda dengan produk investasi lain, seperti saham dan reksa dana yang dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi dan kebijakan pemerintah saat virus corona. Hal itu dikarenakan bitcoin dan aset kripto lain tidak dipengaruhi oleh pelemahan ekonomi dan kebijakan pemerintahan.
Penentuan harga bitcoin dan aset kripto lainnya terbentuk karena adanya supply dan demand. Jadi, disaat krisis, tidak memberikan dampak langsung kepada penurunan harga bitcoin.
Penyebab turunnya harga hanya karena aksi jual dari sekelompok orang yang membutuhkan uang tunai untuk berbelanja dan menyelamatkan usaha mereka karena Pandemi ini. Beda dengan saham, reksa dana dan lain-lain yang terpengaruh langsung dengan krisis global dan kebijakan pemerintah.
4. Semakin Banyak Diakui Dunia
Semakin banyak Negara di Dunia yang menyetujui dan melegalkan Aset Kripto, bahkan yang terbaru adalah negara Jiran Malaysia yang melegalkan Aset Kripto di tengah krisis pandemi Covid-19 ini berlangsung. Hal ini tentu membawa dampak positif terhadap komunitas Aset Kripto dan diyakini akan semakin meluas dan diakui eksistensinya sebagai mata uang global di masa depan.
5. Bitcoin Halving Day
Bitcoin akan mengalami halving dalam waktu dekat ini, dimana ketika halving itu terjadi, maka akan ada kenaikan harga yang cukup signifikan seperti pada halving yang sudah terjadi sebelumnya.
Bitcoin halving day adalah reward atau imbalan yang diberikan kepada penambang (miner) pada setiap blok Bitcoin untuk mengontrol pasokan Aset Kripto di pasar. Sehingga halving day akan meningkatkan harga bitcoin dalam beberapa tahun ke depan.
Kesempatan ini tentunya bisa dijadikan momen untuk berinvestasi Bitcoin, apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19 yang menimbulkan ketidakpastian secara ekonomi global.
Pang Xue Kai, CEO Tokocrypto menyatakan bahwa pandemi Covid-19 telah memberi dampak besar terhadap segala aspek kehidupan kita, termasuk dari sisi keuangan.
“Di tengah pandemi Covid-19 yang diperkirakan masih akan berlangsung hingga beberapa bulan kedepan, tentu menjadi penting untuk memilih instrumen investasi secara bijak, dan tetap memperhatikan aspek diversifikasi. Bitcoin terbukti dapat bertahan di tengah kepungan pandemi dan isu keuangan global yang ada, bahkan terus menunjukkan sentimen penguatan,” ujar Kai di Jakarta, Kamis (9/4/2020).
Diversifikasi tentu sangat penting untuk mengurangi resiko bagi para nasabah, dan menambahkan bitcoin dalam portofolio dapat menjadi langkah pintar dalam situasi saat ini.
Didukung fakta-fakta tersebut, saat ini dapat menjadi awal bagi mereka yang belum pernah, serta dapat menjadi waktu yang tepat untuk menambah portofolio bagi mereka yang sudah mulai melakukan transaksi bitcoin. Terlebih, perdagangan Bitcoin serta aset kripto lainnya di Indonesia, sudah diperbolehkan dan telah diatur dalam peraturan BAPPEBTI.
Baca Or Read Again https://www.industry.co.id/read/64052/ini-5-fakta-menarik-bitcoin-di-tengah-pandemi-covid-19Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini 5 Fakta Menarik Bitcoin di Tengah Pandemi COVID-19… - Industry"
Posting Komentar