Peretas meminta bayaran Bitcoin (BTC) setelah ransomware mereka berhasil menjangkiti sistem pembayaran sebuah perusahaan listrik K-Electric di Pakistan.
Tuntuan bayarannya tak tanggung-tanggung mencapai US$7,7 juta atau setara dengan Rp115 miliar. Duit sebanyak itu kalau tak segera dibayar hingga 15 September 2020. Kalau bisa lebih cepat, cukup US$3,8 juta (Rp75 miliar) saja.
Peristiwa itu terjadi pada 7 September 2020 lalu, tapi baru diketahui publik secara luas belum lama ini.
Dilansir dari media siber Bleepingcomputer.com, K-Electric adalah perusahaan listrik yang cukup besar di negara itu. Perusahan melayani lebih dari 2,5 juta pelanggan dengan jumlah karyawan mencapai 10 ribu orang.
Peretas berhasil menanamkan ransomware itu di sistem keuangan perusahaan, sehingga seluruh sistemnya tidak bisa diakses sama sekali, karena data terenkripsi.
Menurut kajian Ransomware Ransom Leaks kepada BleepingComputer, serangan itu memengaruhi layanan internal K-Electric.
Informasi itu ditegaskan oleh perusahaan Rewterz. Menurut mereka serangan terjadi pada pagi hari 7 September 2020 dan mengganggu layanan penagihan online K-Electric.
Layanan pasokan listrik tidak terganggu akibat serangan itu. Hingga saat ini, K-Electric masih enggan memberikan tanggapan. [red]
Ikuti media sosial kami
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Peretas Minta Bitcoin Rp115 Miliar Setelah Ransomware Jangkiti Perusahaan Listrik Pakistan - Blockchain Media Indonesia"
Posting Komentar