Liputan6.com, Jakarta Dua mantan petugas polisi dan 14 warga Vietnam lainnya diduga menculik seseorang dan mencuri bitcoin senilai USD 1,5 juta.
Pengadilan Rakyat Kota Ho Chi Minh dilaporkan membawa 16 orang Vietnam yang diduga terlibat perampokan dan penculikan crypto senilai USD 1,5 juta. Menariknya, dua dari terdakwa adalah mantan polisi.
Vietnam adalah salah satu pemimpin global dalam hal adopsi cryptocurrency. Meskipun popularitasnya meningkat, pemerintah setempat belum memberlakukan kerangka hukum pada kelas aset.
Melansir Coinmarketcap, Sabtu (13/5/2023), semuanya bermula pada 2018 ketika Le Duc Nguyen menyarankan Ho Ngoc Tai untuk menjual sekitar 1.000 BTC yang sata itu bernilai sekitar USD 4,2 juta untuk membeli mata uang digital lainnya.
Meskipun demikian, investasi tersebut tidak berjalan sesuai rencana, membuat Tai percaya bahwa dia telah menjadi korban penipuan kripto.
Dia tidak bisa menerima kekalahan tersebut dan membentuk tim pada Mei 2020 yang tujuannya adalah untuk mencuri kembali aset tersebut.
Entitas yang terdiri dari 16 orang, termasuk dua mantan polisi itu melacak keberadaan Nguyen menggunakan perangkat GPS yang dipasang di kendaraannya. Mereka lalu menyewa sebuah van, membeli senjata, dan menculik target di bawah todongan senjata.
Saat berada dalam sekapan kelompok tersebut, Nguyen mengatakan telah mentransfer jumlah asli 1.000 BTC ke dompet Tai.
Namun, kelompok tersebut menyadari bahwa hanya ada crypto senilai USD 1,5 juta yang dikembalikan. Korban kemudian ditinggalkan di kota Thu Duc yang terletak sekitar 15 kilometer sebelah utara pusat Kota Ho Chi Minh.
Terkenal di Vietnam
Lembaga penegak hukum kota Vietnam baru-baru ini mengadili Tai dan 15 kaki tangannya yang terlibat dalam agenda tersebut.
Negara Asia ini sering menjadi studi teratas yang berfokus pada adopsi mata uang kripto. Penyedia layanan blockchain, Chainalysis memperkirakan pada September 2022 bahwa Vietnam adalah pemimpin dunia di bidang itu dengan skor 1.000.
Perusahaan mengemukakan bahwa 21 persen penduduk setempat telah menggunakan atau memiliki mata uang digital di beberapa titik selama hidup mereka.
Laporan Pasar Crypto Vietnam 2022, dirilis pada bulan Maret tahun ini menunjukkan bahwa kelas aset terus menjadi sangat populer di dalam perbatasan negara.
Menurut penelitian, 17 persen orang Vietnam atau sekitar sekitar 16,6 juta orang adalah HODLers. Hampir sepertiga dari mereka telah berinvestasi dalam bitcoin.
Laporan tersebut mengklaim bahwa Vietnam menempati urutan kedua setelah Thailand di Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dalam hal adopsi kripto.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "2 Eks Polisi Vietnam Terlibat Penculikan dan Pencurian Bitcoin Senilai USD 1,5 Juta - Liputan6.com"
Posting Komentar