ilustrasi bitcoin. Foto: Freepik
Jakarta: Harga Bitcoin (BTC) langsung merosot ketika kuartal II-2024 dimulai. Bahkan, menyeret seluruh pasar kripto masuk ke dalam zona merah.
Bitcoin mengalami penurunan dramatis anjlok dari USD70 ribu hingga USD65 ribu atau kisaran Rp1 miliar. Sementara Ethereum sempat anjlok ke USD3.319 atau sekitar Rp52 juta.
Kapitalisasi pasar BTC saat ini berada di sekitar USD1,3 triliun dengan volume perdagangan 24 jam sebesar USD40 miliar.
Penurunan harga yang cepat memicu banyak investor khawatir. Namun apa yang menyebabkan penurunan mendadak ini dan apa dampaknya bagi masa depan kripto?
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjelaskan, salah satu faktor utama penurunan harga Bitcoin adalah ETF Bitcoin yang mencatat total arus keluar tinggi dalam beberapa hari terakhir sejak awal April 2024.
Pada 1 April, GBTC mengalami arus keluar sebesar USD302,6 juta, terutama berkontribusi terhadap arus keluar bersih gabungan sebesar USD85,7 juta yang dicatat oleh ETF Bitcoin ini.
Hal ini telah membawa lebih banyak tekanan jual pada Bitcoin, yang saat ini membebani tekanan beli di ekosistem. Sementara, data menunjukkan produk investasi ini mencapai total arus masuk USD862 juta pada minggu lalu.
"Aktivitas di pasar derivatif juga berperan dalam sentimen pasar yang bearish, dengan penurunan yang terlihat memegang kendali. Data dari Coinglass menunjukkan bahwa USD409 juta telah dilikuidasi dari pasar dalam 24 jam terakhir, dengan USD328 juta dalam posisi buy dihapus selama periode ini," jelas Fyqieh dalam keterangan tertulis, Kamis, 4 April 2024.
Sentimen makroekonomi
Fyqieh melanjutkan, penurunan yang terjadi ini juga mencerminkan kurangnya antusiasme di pasar kripto, dipengaruhi oleh meningkatnya tantangan untuk mencapai kebijakan moneter yang lebih longgar di Amerika Serikat.Perhatian saat ini tertuju pada pertemuan The Fed yang dijadwalkan pada 1 Mei, dengan antisipasi luas otoritas bank sentral AS mungkin akan menurunkan suku bunga.
"Saat ini, perkiraan pasar menunjukkan penurunan suku bunga terjadi pada bulan Mei sangat kecil. Oleh karenanya pasar kripto jatuh karena ekspektasi penurunan suku bunga The Fed menurun. Pelaku pasar mulai mencari posisi untuk masuk kembali ke pasar melihat kondisi makroekonomi yang belum stabil," jelas dia.
Sentimen halving
Selain itu, lanjut Fyqieh, BTC telah menyaksikan beberapa koreksi harga, yang mendorong harga koin di bawah USD65.000. Namun, investor tidak boleh kehilangan harapan, karena BTC tampaknya mengikuti tren harga historis menjelang halving.Jadi, jika sejarah terulang kembali, BTC mungkin akan mengalami penurunan harga lebih lanjut sebelum mendapatkan momentum dan mencapai USD100 ribu.
"Tren penurunan ini bukan hal yang tidak terduga, karena BTC yang mengikuti tren historis menjelang halving mendatang. Bitcoin perlahan-lahan beralih dari fase “Pre-Halving Rally” ke fase “Pre-Halving Retrace” yang cenderung terjadi 28 hingga 14 hari sebelum peristiwa halving," ujar dia.
Dalam analisisnya BTC memiliki dukungan kuat di dekat angka USD64 ribu. harga Bitcoin mungkin akan rebound setelah menyentuh level tersebut.
Namun, jika gagal menguji support tersebut dan berada di bawahnya, maka kemungkinan BTC mencapai USD60 ribu adalah tinggi.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Awali Kuartal II Harga Bitcoin Merosot - Metro TV News"
Posting Komentar