JAKARTA, iNews.id – Revolusi digital terus menghadirkan berbagai teknologi tercanggih. Salah satu yang muncul dan terus berkembang adalah teknologi blockchain. Namun sebagian besar orang mengenal teknologi ini hanya sebagai dasar dari keberadaan mata uang virtual, Bitcoin.
Namun sebenarnya blockchain tak hanya untuk Bitcoin. Potensi teknologi revolusioner ini jauh lebih luas dan dapat menjangkau banyak bidang. Untuk memberikan pemahaman menyeluruh kepada publik itulah digelar Konferensi Teknologi Blockchain di Indonesia di Ritz Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Jumat, 23 Februari 2018 lalu.
Konferensi blockchain juga memfokuskan perhatian pada bagaimana mengatasi tantangan implementasi, memanfaatkan sebaik-baiknya peluang dan manfaat dari inovasi dan gangguan yang dihasilkan oleh teknologi ini.
Konferensi dihadiri 50 profesional senior dari berbagai industri. Salah satu pembicara utama adalah pengamat teknolog spasial yang juga CEO PT Esri Indonesia A Istamar. Dia menjelaskan, rantai di blockchain adalah rantai transaksi dalam bentuk ledger entry tentang aset yang bisa berupa uang, citra, data, peta, dan dokumen.
“Sebagai registri yang tidak dapat diubah untuk transaksi token digital, blockchain cocok untuk aplikasi geospasial yang melibatkan data sensitif atau publik, perangkat otonom, dan pendaftaran kepemilikan tanah,” kata Istamar.
Pengamat Teknologi Spasial Dr A Istamar. (Foto: Ist)
Dia menjelaskan, data publik seperti peta jalan, persil, model terrain, atau peta laut, tersedia untuk umum tanpa hub pusat yang dapat memberikan kesenjangan terhadap data. Keunggulan lainnya adalah catatan publik dapat dijaga dari perubahan dan kontribusi pihak yang tidak berwenang.
“Salah satu negara yang telah mencanangkan penggunaan blockchain untuk efisiensi pelayanan publik adalah Dubai dengan program smart city-nya,” ungkap Istamar.
Untuk diketahui, teknologi blockchain dilahirkan sebagai respons atas kekhawatiran sejumlah pihak terhadap cara kerja software yang terpusat (tersentralisasi). Teknologi blockchain lahir pada 2009 bersamaan dengan munculnya Bitcoin. Prinsipnya, blockchain adalah basis data global online yang bisa dipakai siapa pun di dunia yang terkoneksi internet.
BACA JUGA: Bank Dunia Sebut Mata Uang Kripto seperti Skema Ponzi
Istamar menjelaskan, dalam adopsi internet of things (loT) yang semakin meningkat, blockchain akan memungkinkan perangkat otonom bernegosiasi dan saling berkomunikasi langsung. Misalnya, pesawat nirawak yang menegosiasikan penggunaan ruang udara. Contoh lain, mobil kemudi mandiri yang mencari sendiri jalur jalan, tempat parkir atau penggunaan jalan.
“Dalam blockchain kadaster (kepemilikan tanah) memungkinkan kepemilikan terdaftar pada blockchain, dapat diverifikasi langsung oleh penjual dan pembeli tanpa melalui proses administratif yang panjang,” jelas Istamar.
Menurutnya, adopsi teknologi blockchains berkembang pesat dan akan sangat bijak bagi pelaku usaha untuk tetap mengikuti perkembangan teknologi yang unik ini.
Untuk diketahui, PT Esri Indonesia sebagai narasumber pemateri adalah perusahaan software sistem informasi geografi internasional, GIS berbasis web, Big Data dan manajemen geodatabase. Pusat Esri berada di kota Redlands, California, Amerika Serikat (AS). Produk Esri memiliki pasar 40,7 persen. Tahun 2014 Esri menguasai 43 persen pasar perangkat lunak GIS di seluruh dunia.
Adapun konferensi blockchain ini diadakan oleh Knowledge Hut, perusahaan yang bergerak di bidang pemberdayaan kemampuan tenaga profesional yang memiliki kantor di AS, Australia, Inggris, Singapura, Kanada, Selandia Baru, dan India.
Editor : Zen Teguh
Baca Or Read Again http://www.inews.id/techno/read/potensi-teknologi-blockchain-tak-hanya-bitcoin-bisa-dukung-smart-city?sub_slug=internetBagikan Berita Ini
0 Response to "Potensi Teknologi Blockchain Tak Hanya Bitcoin, Bisa Dukung ..."
Posting Komentar