Prediksi harga Bitcoin ini bikin geleng-geleng kepala. Pasalnya, harga aset kripto nomor wahid itu diramal bisa mencapai US$500 ribu per BTC. Itulah kata si Kembar Winklevoss pendiri bursa aset kripto Gemini.
Argumen utama prediksi oleh “bekas musuh” Mark Zuckerberg itu adalah, soal kemajuan teknologi eksplorasi ruang angkasa yang kelak bisa menghalangi daya tarik emas sebagai aset lindung harga terhadap inflasi mata uang biasa. Ini, kata mereka bisa sekaligus meningkatkan nilai Bitcoin.
“Harga Bitcoin dapat mencapai lebih dari US$500.000 di tengah inflasi mata uang fiat yang dipimpin oleh pemerintah, termasuk kepentingan bisnis dalam penambangan emas dari asteroid,” Tyler dan Cameron Winklevoss dalam di blog-nya dua hari lalu.
Yang dimaksudkan mereka adalah sebuah asteroid bernama “Psyche 16” yang padat akan emas, platinum, besi dan nikel. Asteroid itu sudah diawasi NASA sejak beberapa bulan tahun terakhir. Posisinya juga relatif dekat, yaitu antara Mars dan Jupiter.
Secara total nilai mineral pada itu setara dengan US$10 ribu kuadriliun! Berdasarkan catatan FoxNews pada Juni 2019 lalu, artinya, jika manusia membawanya ke Bumi, itu akan menghancurkan harga komoditas dan menyebabkan ekonomi dunia, senilai US$75,5 triliun, menjadi runtuh.
Scott Moore Kepala EuroSun Mining, kepada FoxNews mengatakan banyaknya emas di asteroid itu bisa mengancam industri emas ke dalam kekacauan.
NASA pun berencana melihat dari dekat asteroid itu NASA dengan meluncurkan misi khusus pada tahun 2022. Diperkirakan robot khusus dalam misi itu akan tiba di Psyche 16 pada tahun 2026.
Mengacu pada fenomena langka itu, Winklevoss yakin emas pada prinsipnya “tak lagi langka”, kecuali di planet Bumi saat ini. Ini berbeda dengan jumlah Bitcoin yang benar-benar pasti sangat langka, hanya bisa ditambang maksimal sebanyak 21 juta Bitcoin rata-rata per 10 menit dan memiliki mekanisme Halving rata-rata setiap 4 tahun sekali.
Per 29 Agustus 2020 tengah hari, Bitcoin yang beredar, setelah Halving III pada Mei 2020 lalu adalah 18.473.825 BTC.
Si kembar mengakui bahwa emas secara historis berfungsi sebagai penyimpan nilai yang andal, dengan investor mencari jaring pengaman terhadap inflasi yang menyebabkan aset diperdagangkan dengan harga premium yang lebih tinggi. Itulah yang mendorong harga melampaui permintaan untuk konsumsi aktualnya. Dan sejauh ini, ini berjalan dengan baik.
Namun, ada masalah di depan untuk logam kuning tersebut. Katanya, karena pasokan emas di alam semesta yang dapat diamati tetap tidak diketahui, itu adalah aset langka, tapi hanya di planet Bumi.
“’Space Gold Rush telah dimulai. Pemerintah AS telah memberlakukan undang-undang yang memungkinkan perusahaan pertambangan asteroid, termasuk SpaceX milik Elon Musk, memiliki apa pun yang mereka bisa tambang dari asteroid atau diperoleh di luar angkasa,” kata si kembar.
Faktor-faktor ini, dalam pandangan mereka, membantu meletakkan dasar untuk meroketnya harga Bitcoin dalam menghadapi dolar AS yang berpotensi hiperinflasi serta jumlah pasokan emas yang terus bertambah.
“Ternyata, Bitcoin lebih baik dalam menjadi emas daripada emas itu sendiri—dan tidak hanya secara bertahap, tetapi dengan urutan besarnya atau 10 kali lebih baik,” katanya.
Adapun valuasi enam digit besar-besaran, si kembar berpendapat bahwa skenario bull case untuk Bitcoin adalah hingga 45 kali lipat, jika aset itu dimodelkan pada kenaikan emas ke valuasi US$9 triliun saat ini.
“Dengan kata lain, harga Bitcoin bisa terapresiasi 45 kali dari sekarang, yang berarti kita bisa melihat harga US$500.000 per BTC,” pungkasnya. [red]
Ikuti media sosial kami
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Gila! Gara-gara "Asteroid Emas", Bitcoin Diramalkan US$500 Ribu per BTC - Blockchain Media Indonesia"
Posting Komentar