Ada kabar duka untuk para pemain bitcoin di Jepang sekaligus jadi sebuah peringatan terkait keamanan data dalam dunia cryptocurrency.
Sebuah bursa perdagangan bitcoin dan cryptocurrency besar di Jepang, Coincheck, mengalami peretasan sistem jaringan komputer pada hari Jumat (26/1) waktu setempat, yang membuat perusahaan ini kehilangan uang virtual senilai 58 miliar yen Jepang atau sekitar 534 juta dolar AS (setara Rp 7,12 triliun).
Dalam sebuah publikasi di situs web resmi Coincheck, perusahaan ini terpaksa menangguhkan semua transaksi cryptocurrency, terkecuali bitcoin.
Reuters melaporkan, bursa ini telah melaporkan aksi peretasan kepada kepolisian serta otoritas keuangan setempat.
Chief Operating Officer Coincheck, Yusuke Otsuka, berkata aksi peretasan terjadi sekitar pukul 3 pagi waktu Jepang. Sampai kini Coincheck masih memeriksa apakah peretasan ini berasal dari Jepang atau dari negara lain.
Coincheck menyebut dirinya sebagai "bursa bitcoin dan cryptocurrency terkemuka di Asia." Perusahaan ini dibangun pada tahun 2012 dan berbasis di Tokyo. Per Juli tahun 2017, Coincheck memiliki sekitar 71 karyawan.
Peretasan besar pada bursa bitcoin di Jepang bukan pertama kali terjadi. Di tahun 2014, startup bursa cryptocurrency bernama Mt. Gox, juga mengalami peretasan besar. Perusahaan ini menangani 80 persen perdagangan bitcoin di dunia.
Mt. Gox akhirnya mengajukan kebangkrutan kepada otoritas keuangan Jepang setelah mereka kehilangan 850.000 bitcoin yang kala itu nilainya mencapai 500 juta dolar AS. Mt. Gox juga kehilangan uang 28 juta dolar AS dalam bentuk tunai di rekening bank.
Bitcoin dan cryptocurrency lain diakui sebagai sebuah aktivitas perdagangan dan transaksi yang legal di Jepang. Hampir sepertiga transaksi global bitcoin diperjual-belikan dalam mata uang yen Jepang.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bursa Bitcoin Besar di Jepang Diretas, Kerugian Capai Rp 7,12 Triliun"
Posting Komentar