Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bitcoin, Ethereum dan kripto utama lainnya terpantau menguat cenderung stabil pada perdagangan Jumat (8/4/2022), setelah selama dua hari beruntun mengalami koreksi karena investor khawatir dengan potensi sikap bank sentral AS yang semakin agresif untuk memerangi inflasi.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:10 WIB, hanya koin digital (token) Terra dan koin berjenis stablecoin yakni Tether yang terkoreksi pada hari ini.
Terra terkoreksi 3,02% ke level harga US$ 105,23/koin atau setara dengan Rp 1.512.155/koin (asumsi kurs Rp 14.370/US$).
Sedangkan sisanya berhasil menguat. Bitcoin menguat 0,61% ke level harga US$ 43.631,36/koin atau setara dengan Rp 626.982.643/koin, Ethereum melesat 1,76% ke level US$ 3.250,31/koin atau Rp 46.706.955/koin.
Berikutnya Solana melonjak 5,97% ke US$ 121,1/koin (Rp 1.740.207/koin), Avalanche melompat 5,88% ke US$ 88,46/koin (Rp 1.271.170/koin), BNB bertambah 3,64% ke US$ 439,22/koin (Rp 6.311.591/koin), dan Cardano terapresiasi 3,01% ke US$ 1,09/koin (Rp 15.663/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto utama pada hari ini.
|
Bitcoin dan kripto utama lainnya cenderung stabil pada hari ini, karena investor dan trader memanfaatkan momentum koreksi yang terjadi pada perdagangan kemarin untuk mengambil posisi.
Beberapa token alternatif (altcoin) menjadi pemimpin kenaikan kripto pada hari ini, salah satunya yakni Solana yang melesat lebih dari 5% pada pagi hari ini. Tak hanya Solana saja, token altcoin lainnya yakni Avalanche juga melonjak lebih dari 5%, bahkan 6% pada hari ini.
Mulai stabilnya kembali pasar kripto terjadi menyusul rebound-nya bursa saham AS, Wall Street pada perdagangan Kamis kemarin waktu setempat, setelah investor mengkaji lebih jauh dampak pengetatan moneter oleh bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) terhadap perekonomian global.
"Bitcoin sedang berjuang untuk mendapatkan arah karena inevstor di Wall Street semakin berhati-hati atas seberapa agresif [Federal Reserve] dengan pengetatan kebijakan moneter," tulis Edward Moya, analis pasar senior di Oanda, dikutip dari CoinDesk.
Pergerakan pasar aset berisiko yang volatil beberapa hari terakhir terjadi seiring munculnya sinyal bahwa para pejabat The Fed berencana mengurangi triliunan kepemilikan obligasi mereka dengan jumlah konsensus sekitar US$ 95 miliar.
Pejabat The Fed secara umum setuju bahwa akan melepas obligasi senilai US$ 60 miliar dan efek beragun aset (EBA) senilai US$ 35 miliar secara bertahap dan kemungkinan akan dimulai pada Mei. Sementara itu, kenaikan suku bunga acuan sebanyak 50 basis poin dapat dipastikan akan terjadi untuk memerangi lonjakan inflasi.
Namun, sentimen positif di AS muncul setelah data pengangguran mingguan AS menunjukkan ada 166.000 pengajuan klaim baru tunjangan pengangguran, atau lebih mendingan dari prediksi pasar sebanyak 200.000 klaim.
Dari sisi regulasi, Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen mengatakan bahwa dolar digital dapat menjadi "uang tepercaya yang sebanding dengan uang tunai fisik," dalam pidato pertamanya tentang aset digital pada Kamis kemarin.
Yellen tidak memberikan pandangan pribadi tentang industri kripto, meskipun dia mengakui sudut pandang dari para pendukung dan skeptis terhadap teknologi aset digital, dan menekankan pentingnya menilai risiko terhadap sistem keuangan.
Di lain sisi, volume perdagangan Bitcoin di pasar spot di seluruh bursa menurun pada Kamis kemarin, menurut data CoinDesk, yang dapat menunjukkan keyakinan rendah di antara para trader meskipun harganya cenderung stabil saat ini.
Namun, di pasar berjangka (futures) Bitcoin, ada sedikit kenaikan dalam likuidasi pendek dan kenaikan volume beli versus volume jual selama 24 jam terakhir, menunjukkan sentimen bullish moderat di antara trader jangka pendek.
Sumber: CoinDesk & CryptoCompare
|
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(chd/vap) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20220408093626-17-329905/simak-kabar-kripto-hari-ini-bitcoin-rebound-terra-ambles
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Simak Kabar Kripto Hari Ini, Bitcoin Rebound-Terra Ambles - CNBC Indonesia"
Posting Komentar