Liputan6.com, Jakarta - Bitcoin telah melonjak di atas USD 32.000 atau sekitar Rp 464,97 juta pada Selasa, 31 Mei 2022 level tertinggi sejak 10 Mei. Bitcoin diperdagangkan di sekitar USD 32.071 atau sekitar Rp 466,03 juta (asumsi kurs Rp 14.531 per dolar Amerika Serikat), naik 4,5 persen selama 24 jam terakhir.
Namun, bitcoin telah turun lebih dari 50 persen dari level tertinggi sepanjang masa yang terjadi pada November lalu, di tengah aksi jual aset berisiko yang luas.
Meskipun kini harga lebih rendah, Glassnode menilai pasar bitcoin belum menarik banyak investor baru untuk membeli atau ‘buy the dip’. Melansir Yahoo Finance, Rabu (1/6/2022), jumlah alamat dompet bitcoin dengan saldo non-zero tidak mengalami perubahan selama beberapa minggu terakhir.
Glassnode mengatakan, hal itu karena investor tetap khawatir tentang ketidakpastian makroekonomi. Ini konsisten dengan aksi jual pada musim panas 2021, dengan pertumbuhan dompet bitcoin tak beranjak selama sekitar empat bulan. Sementara itu, jumlah alamat aktif dan entitas yang memegang bitcoin telah stagnan selama beberapa bulan terakhir.
"Penjualan baru-baru ini, dan harga yang lebih rendah belum menginspirasi masuknya pengguna baru ke ruang angkasa, dan hanya HODLer yang tersisa,” tulis para analis Glassnode.
HODLers adalah istilah yang mengacu pada investor yang melakukan aksi beli dan tahan. Menurut para analis, HODLer atau entitas yang ada di jaringan menambah kepemilikan mereka secara signifikan pada situasi semacam ini.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Harga Kripto Rabu Pagi 1 Juni 2022
Sebelumnya, harga bitcoin dan sebagian besar kripto jajaran teratas kembali bergerak di zona merah pada perdagangan Rabu, 1 Juni 2022. Harga Solana pimpin koreksi di antara kripto jajaran teratas.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Rabu (1/6/2022), kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, bitcoin (BTC) menguat 1,04 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga bitcoin melonjak 7,73 persen. Saat ini, harga bitcoin di posisi USD 31.929,41 atau sekitar Rp 464,82 juta (asumsi kurs Rp 14.558 per dolar AS).
Sedangkan ethereum (ETH) bergerak di zona merah. Selama 24 jam terakhir, harga ethereum merosot 2,1 persen. Demikian juga dalam sepekan, harga ethereum susut 1,45 persen. Saat ini, harga ETH ditransaksikan di posisi USD 1.948,68 atau sekitar Rp 28,36 juta.
Kemudian, harga BNB menguat 0,61 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga BNB turun 2,02 persen. Kini harga BNB ditransaksikan di posisi USD 323,07.
Sementara itu, harga Cardano (ADA) melonjak signifikan. Harga Cardano melambung 8,6 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga Cardano meroket 19,77 persen. Kini harga ADA di posisi USD 0,6237.
Harga Kripto Lainnya
Harga XRP juga cenderung menguat. Harga XRP naik 1 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga XRP bertambah 3,24 persen. Harga XRP kini ditransaksikan di posisi USD 0,422.
Harga Solana (SOL) justru melemah. Harga Solana merosot 2,85 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga Solana melemah 7,16 persen. Harga Solana berada di posisi USD 45,77.
Harga Dogecoin turun 1,53 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga Dogecoin naik 3,46 persen. Saat ini, harga Dogecoin ditransaksikan di USD 0,08632.
Stablecoin Tether stagnan di posisi USD 0,9995 dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan, harga tether naik 0,04 persen. Harga USD Coin (USDC) melemah tipis 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Kini harga USDC berada di posisi USD 1,00.
Harga Binance USD (BUSD) bergerak di zona merah. Harga BUSD melemah terbatas 0,05 persen dalam 24 jam terakhir. Harga BUSD turun tipis 0,12 persen selama sepekan. Saat ini, harga BUSD di posisi USD 0,997.
Analis Skeptis Soal Peluang Jaringan Baru Terra
Sebelumnya, baru dari kripto Luna yang runtuh beberapa pekan lalu kini sudah tersedia dan diperdagangkan di berbagai bursa utama, Namun, koin Luna tersebut memulai debut dengan awal yang buruk.
Setelah mencapai puncak USD 19,53 atau sekitar Rp 284.626 pada Sabtu, token Luna baru turun serendah USD 4,39 hanya beberapa jam kemudian. Menurut data CoinMarketCap, sejak itu menetap dengan harga sekitar USD 5,90.
Kepala internasional di pertukaran kripto Luno, Vijay Ayyar mengatakan, banyak investor yang terbakar oleh bencana tidak mungkin mempercayai Terra untuk kedua kalinya.
"Ada kehilangan kepercayaan besar-besaran dalam proyek tersebut,” ujar Ayyar dikutip dari CNBC, Selasa, 31 Mei 2022.
Di sisi lain, para analis juga sangat skeptis tentang peluang keberhasilan blockchain Terra yang dihidupkan kembali. Blockchain itu harus bersaing dengan sejumlah jaringan lain yang disebut “Lapisan 1” infrastruktur yang menopang cryptocurrency seperti ethereum, solana, dan cardano.
Pekan lalu, pendukung proyek blockchain Terra memilih untuk menghidupkan kembali luna tetapi tidak dengan stablecoin terra USD (UST), yang jatuh di bawah pasak dolar. Hal itu menyebabkan kepanikan di pasar kripto. Akibat insiden itu, token Luna sebelumnya (Luna Classic) juga kehilangan nilainya karena UST dan Luna saling terkait.
Sekarang, luna memiliki iterasi baru, yang oleh investor disebut Terra 2.0. Itu sudah diperdagangkan di bursa termasuk Bybit, Kucoin dan Huobi. Binance, pertukaran kripto terbesar di dunia, mengatakan akan mendaftarkan Luna pada Selasa.
Terra mendistribusikan token luna melalui apa yang disebut "airdrop". Sebagian besar akan diberikan kepada mereka yang memegang luna classic dan UST sebelum runtuh, dalam upaya untuk mengkompensasi investor.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bitcoin Menguat, Yakin Investor Bakal Beli? - Liputan6.com"
Posting Komentar