Akhir kuartal kedua 2022 sangat ditunggu-tunggu oleh lebih 41 juta penambang crypto di seluruh dunia, termasuk di antaranya miner di Indonesia.
Pada tanggal 30 Juni yang merupakan akhir kuartal kedua tahun ini, seperti disebut buku putih aplikasi Satoshi BTCs Mining, diyakini hari mainnet dari apa diyakini sebagai Koin Kedua Satoshi Nakamoto.
Para penambang sangat yakin bahwa pada saat mainnet harga satu keping BTCs akan setara dengan 1 ETH Ethereum. Jika harga itu menjadi kenyataan, banyak orang Indonesia yang akan mendadak menjadi "sultan". Pada saat testnet yang sudah diluncurkan 31 Maret 2022 terlihat nilai atau value BTCs bisa menembus 6000%.
Setelah diluncurkan pada 12 Desember 2020, Satoshi BTCs telah memperoleh komunitas lebih dari 41 juta pengguna di seluruh dunia dan total lebih dari 392 juta BTCs yang sudah ditambang dari 525 juta keping yang akan didistribusikan secara gratis melalui aplikasi penambangan.
Sebanyak 2,1 miliar BTCs akan dipublish, yang dapat diperoleh melalui dua metode penambangan. BTCs diperoleh melalui penambangan aplikasi Satoshi BTCs pada tahap awal, dan dapat diperoleh melalui penambangan node desentralisasi on-chain di tahap selanjutnya, setelah penambangan aplikasi ditutup pada 12 Desember 2022.
Penambangan dengan aplikasi (APP) adalah metode airdrop yang inovatif. Airdrop dilakukan melalui metode penambangan block built-in APP, yang secara efektif memecahkan masalah biaya gratis, berkeadilan, dan insentif dan memungkinkan semua pengguna untuk mendapatkan BTCs secara gratis.
Tesnet Satoshi BTCs ditandai dengan dirilisnya kertas putih teknis BTCs ke publik. Ini telah menarik penelitian dari beberapa pakar blockchain, penggemar enkripsi, konsorsium modal, investor cryptocurrency, dan lembaga terkait lainnya untuk mengikuti tren baru ini. Akibatnya jumlah unduhan jadi berlipat ganda.
Missed Bitcoin! Take BTCs! Tagging ini yang membuat orang antusias. Apalagi ditunjukkan dalam buku putih Satoshi BTCs bahwa fungsi dan value BTCs akan sama dengan Ethereum! Ramai di media sosial diperbincangkan 1 BTCs = 1 ETH, setara $3000.
Satoshi menemukan algoritma konsensus SATOSHI+, yang dikatakan oleh pengembang sebagai teknologi revolusioner ketiga dalam blockchain dan enkripsi. Yang pertama adalah penemuan Bitcoin (PoW), yang kedua adalah penemuan Ethereum (kontrak pintar), dan yang ketiga adalah penemuan algoritma konsensus SATOSHI+.
Dasar dari rantai publik Satoshi adalah melalui algoritma konsensus SATOSHI+ yang menghubungkan algoritma konsensus PoW Bitcoin sehingga dunia hanya perlu memiliki satu set PoW untuk menjalankan semuanya. Satoshi akan menjadi infrastruktur dasar terbaik untuk sistem mata uang terdesentralisasi, rekayasa keuangan, dan organisasi otonom di masa depan.
Satoshi BTCs Mainnet
VIDEO PILIHAN
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Luput di Bitcoin (BTC) Jangan Ketinggalan di BTCs - Kompasiana.com - Kompasiana.com"
Posting Komentar