Search

Saat Bitcoin cs Ambruk, Stablecoin Malah 'Tahan Banting' - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC IndonesiaDi tengah koreksi Bitcoin, Ethereum, dan kripto non-stablecoin yang semakin memburuk, token stablecoin cenderung bertahan meski dilaporkan terkoreksi tipis.

Beberapa stablecoin utama pun terkoreksi di kisaran kurang dari 0,1% pada hari ini. Bahkan masih ada stablecoin yang masih cenderung menguat tipis.

Seperti di Tether (USDT), yang dalam 24 jam terakhir hanya terkoreksi tipis 0,05% ke harga US$ 0,9986 per keping atau setara dengan Rp 14.679 per kepingnya (asumsi kurs Rp 14.700/US$).


Berikutnya ada USD Coin (USDC) yang justru menguat tipis 0,02%, Binance Coin (BUSD) bahkan menguat 0,28%, dan DAI yang sempat menggeser posisi token Dogecoin, naik tipis 0,02%.

Namun, ada beberapa stablecoin yang pergerakannya cukup liar hari ini, seperti Neutrino USD (USDN), USDD (USDD), dan Fei USD (FEI). Ketiga stablecoin tersebut diketahui merupakan stablecoin algoritmik.

Berikut pergerakan stablecoin pada hari ini

Kripto Stablecoin

Meski sebelumnya stablecoin kurang dipercaya lagi sejak peristiwa jatuhnya token Terra, tetapi kini investor kembali mempercayakan stablecoin di saat harga Bitcoin dan altcoin lainnya makin terpuruk.

Hal ini karena mereka menganggap bahwa kripto stablecoin utama seperti USDT, USDC, dan BUSD masih layak untuk dijadikan aset kripto yang cenderung tahan banting dari kondisi makroekonomi global yang masih belum menentu.

Kripto stablecoin umumnya memiliki aset dasar (underlying asset) berupa aset aman (safe haven) yang dapat digunakan sebagai 'pelindung'. Adapun underlying asset stablecoin umumnnya menggunakan dolar Amerika Serikat (AS) atau obligasi pemerintah jangka pendek, seperti yang digunakan di USDT.

Sebelumnya, kejatuhan dua token Terra yakni Terra Luna (LUNA) dan TerraUSD (UST) sempat membuat investor tak lagi percaya bahwa stablecoin dapat mempertahankan pasaknya di US$ 1. Bahkan di USDT atau Tether saja, harganya sempat menyentuh US$ 0,95 per keping.

Kini, meski ada ancaman bahwa stablecoin kembali sulit mempertahankan pasaknya, tetapi investor kembali mempercayakan stablecoin.

Namun, investor cenderung menghindar dari stablecoin algoritmik, karena mereka menilai bahwa jenis stablecoin ini sama saja seperti kripto pada umumnya, di mana biasanya, underlying assetnya menggunakan sister coin-nya, seperti antara UST dengan LUNA.

Adblock test (Why?)

Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20220614105816-17-346871/saat-bitcoin-cs-ambruk-stablecoin-malah-tahan-banting

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Saat Bitcoin cs Ambruk, Stablecoin Malah 'Tahan Banting' - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.