Search

Bitcoin Cs Diabaikan di Asia, CEO Pilih Kecerdasan Buatan

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas bos perusahaan di Asia kian sadar akan pentingnya pemanfaatan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI), tetapi menganggap cryptocurrency dan blockchain kurang penting dalam masa depan operasi perseroan.

Hal tersebut tercermin dari survei Economicst Intelligence Unit (EIU) yang dirilis dalam laporan berjudul "AI, automation and the future of jobs and skills: The role of the CEO in shaping tomorrow's workplace in Asia" yang dirilis baru-baru ini.

CEO di Asia Abaikan Bitcoin, Lebih Tertarik Kecerdasan Buatan
Dari lima temuan teknologi yang dinilai penting memengaruhi masa depan operasi perusahaan, cryptocurrency dan blockchain menjadi dua tipe teknologi yang paling tidak dipedulikan, dengan mencatatkan jumlah terbesar responden yang memilih netral, yakni sebesar 44,1% dan 41,2%.


Sebaliknya, AI dan big data (data besar) menjadi dua tipe teknologi yang dinilai paling penting bagi perusahaan ke depannya. Sebanyak 86,8% responden setuju bahwa big data penting bagi masa depan perusahaan, sementara 82,1% dari mereka menyetujui AI adalah masa depan.


"Masih ada disparitas dalam hal tipe teknologi... Lebih dari 84% CEO memiliki tingkat kemawasan antara moderat dan tinggi terhadap bagaimana AI bisa mendisrupsi, menciptakan tantangan, dan membuka peluang baru bagi bisnis mereka," tulis EIU dalam laporannya.

Namun, lanjutnya, sangat sedikit CEO dalam survei tersebut yang menyatakan keyakinannya untuk memanfaatkan teknologi-teknologi yang belum kuat pijakannya seperti cryptocurrencies dan blockchain.


Lebih jauh lagi, survei tersebut menyebutkan bahwa beberapa Kawasan Asia menunjukkan tingkat kepercayaan yang berbeda terhadap nilai penting teknologi-teknologi tersebut. Di China, misalnya, 45% CEO dalam survei menyebutkan sangat setuju akan pentingnya big data.

Di sisi lain, CEO di Singapura lebih setuju memanfaatkan AI dan sebaliknya di Jepang malah lebih setuju memanfaatkan cryptocurrencies, dengan 37,5% dan 20% dari responden yang menyatakan "sangat setuju".


Sebanyak 12,2% responden menyatakan bahwa bisnis mereka telah merasakan dampak AI pada saat ini juga. Jumlah ini lebih banyak dari responden survei tahun lalu yang hanya 5,9%.

Di sisi lain, 23,2% responden belum merasakan dampak penuh dari AI dan menilai baru akan merasakannya dalam 5-10 tahun ke depan, naik dari temuan survei tahun lalu sebesar 16,8%.

EIU menggelar survei tersebut dengan mendatangi 500 bos perusahaan di Asia, termasuk juga dengan diskusi terbatas (focus group discussion) di Tokyo, Shanghai, Hong Kong, dan Singapura. (ags/ags)

Let's block ads! (Why?)

Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20181125095932-37-43591/bitcoin-cs-diabaikan-di-asia-ceo-pilih-kecerdasan-buatan

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Bitcoin Cs Diabaikan di Asia, CEO Pilih Kecerdasan Buatan"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.