Search

Harga Naik ke Rp 58 Juta, Penambang Bitcoin Masih Rugi Besar

Jakarta, CNBC Indonesia - Dalam dua minggu terakhir harga Bitcoin terjun bebas. Kepanikan yang terjadi di pasar mata uang digital telah mendorong investor untuk melepas Bitcoin Cs.

Kepanikan ini telah membuat harga Bitcoin anjlok dari US$6.300-an menjadi US$3.900-an. Bahkan Bitcoin sempat berada di bawah US$3.500 per koin. Namun, sekarang harga Bitcoin sedikit membaik. Menurut Coinbase, Bitcoin sudah diperdagangkan di kisaran US$4.022,3 per koin atau setara Rp 58,3 juta.

Meski begitu, menambang Bitcoin masih belum menjadi aktivitas menguntungkan. Mengutip CNBC international, Thomas Lee dari Fundstrat dalam laporannya menyatakan break-even-point atau titik impas (BEP) penambangan di kisaran US$8.038 per koin.


Artinya sejak pertengahan Mei 2018 menambang Bitcoin sudah tidak menguntungkan lagi. Pada pertengahan Mei lalu Bitcoin dihargai US$8.400 hingga US$8.200-an dan setelahnya harga Bitcoin terus turun hingga menyentuh US$4.000 per koin.

Bitcoin diciptakan melalui proses 'penambangan' insentif yang menggunakan daya komputasi tinggi untuk memecahkan persamaan matematis yang kompleks yang disepakati dalam jaringan dan catatan transaksi blockchain. 

Dalam proses ini penambang akan mendapatkan Bitcoin untuk selesaikan persamaan tersebut. Namun bila biaya yang dikeluarkan lebih tinggi dari pendapatan dari aktivitas penambangan, maka penambang akan kehilangan insentif.


"Dalam beberapa kasus, para penambang mungkin saja mematikan mesin sampai harganya kembali naik sedikit. Perlu diketahui bahwa beberapa dari mereka mungkin akan kehilangan uang," kata Shone Anstey, salah satu pendiri dan presiden Blockchain Intelligence Group. 

Penambangan Bitcoin saat ini membutuhkan perangkat keras (hardware) khusus yang harganya bisa beberapa ratus hingga ribuan dolar. Dalam produksinya, biaya yang dikeluarkan juga tak murah. 

Sam Doctor, Kepala Ilmu Data Kuantitatif Fundstrat menghitung biaya listik untuk penambangan Bitcoin sekitar 6 sen dolar per kilowatt per jam. Plus biaya lainnya diperkirakan biaya penambangan yang dibutuhkan sebesar US$ 8.038.

Di pasar pertambangan bitcoin utama di China, para penambang dapat mengakses listrik yang sangat murah yang diproduksi oleh PLTA. Aturan praktis untuk dapat bersaing dengan penambang China adalah memiliki biaya listrik sebesar 4 sen dolar atau kurang per kilowatt per jam, kata Anstey.

[Gambas:Video CNBC]

(roy/dru)

Let's block ads! (Why?)

Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20181126144246-37-43710/harga-naik-ke-rp-58-juta-penambang-bitcoin-masih-rugi-besar

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Naik ke Rp 58 Juta, Penambang Bitcoin Masih Rugi Besar"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.