Harga Bitcoin sempat jatuh ke US$ 6.226 pada 31 Oktober 2018. Tepatnya saat Bitcoin berumur 10 tahun.
Satoshi Nakamoto merilis Bitcoin Whitepaper pada 31 Oktober 2008. Dan kemudian pada 2009, Bitcoin benar-benar meluncur dan diperdagangkan.
Foto: Infografis/Sejarah Bitcoin/Edward Ricardo
|
Bitcoin mengubah transaksi peer-to-peer di dunia dan membuat kelabakan banyak bank sentral.
Bitcoin pada Desember 2017 menyentuh rekor tertingginya di posisi US$ 19.780 atau Rp 296 juta. Saat ini nilai Bitcoin terkoreksi hingga 67% dari level tertingginya.
Teknologi canggih perputaran Bitcoin dengan menggunakan Blockchain telah membuka mata dunia. Teknologi ini menciptakan gelombang modal finansial dan intelektual, yang diyakini oleh banyak pendukung akan menjadi batas baru inovasi keuangan.
"Terlepas dari bagaimana perasaan seseorang tentang cryptocurrency, Bitcoin telah mengantarkan revolusi teknologi yang akan memiliki implikasi mendalam untuk bagaimana informasi dibagi, dikonsumsi, dan dilindungi," tulis Adam Jiwan, CEO dan pendiri Spring Labs, sebuah blockchain berbasis jaringan berbagi data dilansir Marketwatch.
Kepada CNBC Indonesia, Pandu Sastrowardoyo, Chairwoman of the Board Blockchain Zoo, mengemukakan bahwa sistem blockchain sangat aman terhadap manipulasi. Hal ini disebabkan karena oknum yang ingin melakukan manipulasi tercatat informasi yang ada di blockchain harus bekerja ekstra keras.
"Kalau ada orang yang ingin menghack sistem ini, berarti dia harus meretas seluruh block, ini tidak mungkin karena block itu sangat banyak dan tidak ada yang tersentral," ungkapnya.
Hal ini bereda dengan sistem transaksi saat ini yang mengisyaratkan bank sentral dari suatu negara akan mencatat setiap nominal uang yang dikeluarkan dan juga merekam setiap transaksi yang terjadi jika melewati yurisdiksi suatu negara.
Pada dasarnya, blockchain memuat informasi mengenai seluruh transaksi bitcoin yang pernah terjadi. Sistem kerja blockchain ini diklaim oleh para penggunanya membuat bitcoin nyaris tidak bisa dipalsukan karena transaksi hanya bisa diotorisasi apabila terverifikasi oleh seluruh block milik pengguna bitcoin. Sistem blockchain akan secara otomatis akan menolak apabila ada satu bitcoin yang hendak ditransaksikan secara berulang.
Sementara, setiap pengguna yang secara aktif menjalankan blockchain dengan algoritma tertentu akan mendapatkan 'hadiah' berupa sekian bitcoin. Semakin lama, seiring dengan jumlah transaksi yang semakin banyak, sistem akan menciptakan pekerjaan atau soal yang makin kompleks yang harus dipecahkan oleh pengguna yang menjalankan blockchain.
Belakangan, pekerjaan menjalankan sistem blockchain ini disebut menambang (mining) dan penggunanya dipanggil penambang atau miner. Mining sendiri adalah salah satu dari berbagai tipe pekerjaan yang bisa dikerjakan di dalam sistem blockchain untuk mendapatkan bitcoin.
Selamat Ulang Tahun Bitcoin! Mohon maaf, walau sedikit telat.
Foto: Arie Pratama
|
(dru)
Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/fintech/20181102214435-37-40425/kini-berharga-rp-96-juta-selamat-ulang-tahun-ke-10-bitcoinBagikan Berita Ini
0 Response to "Kini Berharga Rp 96 Juta, Selamat Ulang Tahun ke-10 Bitcoin!"
Posting Komentar