Jakarta, CNBC Indonesia - Harga Bitcoin, Ethereum, dan kripto utama lainnya diperdagangkan di zona hijau pada perdagangan Selasa (15/3/2022) pagi waktu Indonesia, meski sentimen dari keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) menjadi perhatian investor kripto pada hari ini.
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, hanya koin digital (token) Avalanche dan token berjenis stablecoin yakni USD Coin yang melemah pada hari ini. Avalanche melemah 0,38% ke level harga US$ 67,46/koin atau setara dengan Rp 967.039/koin (asumsi kurs Rp 14.335/US$).
Sedangkan sisanya terpantau menghijau. Bitcoin melesat 2,09% ke level harga US$ 38.876,75/koin atau setara dengan Rp 557.298.211/koin, Ethereum menguat 0,68% ke level US$ 2.546,71/koin atau Rp 36.507.088/koin.
Selanjutnya BNB bertambah 1,25% ke US$ 368,58/koin (Rp 5.283.594/koin), Terra melonjak 6,06% ke US$ 93,81/koin (Rp 1.344.766/koin), dan Solana terapresiasi US$ 80,21/koin (Rp 1.149.810/koin).
Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.
|
Bitcoin dan Ethereum kembali diperdagangkan cenderung stagnan, di mana Bitcoin bertahan di kisaran level US$ 38.000 dan Ethereum stagnan di level US$ 2.500. Sedangkan kripto utama lainnya mulai rebound meski penguatannya masih cenderung tipis-tipis.
Mulai menghijaunya kembali mayoritas kripto utama terjadi di tengah sikap investor yang menanti rilis hasil rapat bank sentral Amerika Serikat (AS), Federal Reserve (The Fed) terkait kebijakan suku bunga acuan terbarunya.
The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya dalam 3 tahun belakangan pada Rabu minggu ini waktu AS dalam upaya untuk memerangi kenaikan inflasi di Negeri Paman Sam tersebut.
"Kami melihat rotasi itu ke [sektor saham] nilai dan menjauh dari [sektor saham] pertumbuhan, dan hal itu terutama sekali terkait dengan apa yang terjadi pada suku bunga," kata Paul Nolte, manajer portofolio di Kingsview Investment Management di Chicago kepada Reuters.
Positifnya kripto juga berlawanan arah dengan saham-saham teknologi AS yang kembali terkoreksi karena investor menanti keputusan The Fed terkait suku bunga.
Sebagaimana diketahui, suku bunga acuan yang lebih tinggi bersifat negatif untuk saham perusahaan teknologi dan pertumbuhan. Ini karena valuasi keduanya lebih bergantung pada arus kas masa depan atau future cash flows.
Sejatinya, ketika saham-saham teknologi di AS sedang terkoreksi, biasanya kripto juga terimbas, tetapi karena kripto sempat terkoreksi, maka investor kembali memburunya di harga koreksi, meski ketidakpastian akan sentimen global masih menghantui.
Sementara itu, Ketidakpastian geopolitik juga berkontribusi pada perlambatan aktivitas perdagangan kripto baru-baru ini, yang tercermin dalam data blockchain. Sepanjang tahun ini, permintaan di antara pemegang Bitcoin cenderung mendatar.
"Dampak ketidakpastian makro global pada sentimen investor, dengan akumulasi Bitcoin yang lebih lemah terjadi sebagai akibatnya," kata Glassnode, dikutip dari CoinDesk.
|
Di lain sisi, proposal yang mungkin mengharuskan cryptocurrency seperti Bitcoin untuk beralih ke mekanisme yang lebih ramah lingkungan ditolak dalam pemungutan suara komite parlemen Uni Eropa (UE).
Proposal tersebut ditambahkan ke draft kerangka kerja Markets in Crypto Assets (MiCA) pekan lalu, yang mendapat reaksi keras dari pendukung crypto di seluruh dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(chd) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20220315093333-17-322801/jelang-suku-bunga-as-naik-bitcoin-cs-rebound
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jelang Suku Bunga AS Naik, Bitcoin cs Rebound - CNBC Indonesia"
Posting Komentar