Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto utama cenderung beragam pada perdagangan Jumat (18/3/2022) pagi waktu Indonesia, di mana investor masih mencerna sentimen dari kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS).
Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, dari kripto yang diperdagangkan di zona merah, ada Bitcoin yang melemah 1,42% ke level harga US$ 40.555,84/koin atau setara dengan Rp 579.948.512/koin (asumsi kurs Rp 14.300/US$).
Selanjutnya koin digital (token) XRP yang terkoreksi 0,39% ke US$ 0,7902/koin (Rp 11.300/koin), Terra ambles 2,76% ke US$ 85,65/koin (Rp 1.224.795/koin), Solana ambrol 2,5% ke US$ 86,49/koin (Rp 1.236.807/koin), dan Cardano terpangkas 0,32% ke US$ 0,8347/koin (Rp 11.936).
Sementara dari kripto yang diperdagangkan di zona hijau, ada Ethereum yang menguat 0,6% ke level US$ 2.785,02/koin atau Rp 39.825.786/koin, BNB bertambah 0,87% ke US$ 387,75/koin (Rp 5.544.825/koin), Avalanche melonjak 6,72% ke US$ 80,82/koin (Rp 1.155.726/koin), dan dua token stablecoin yakni Tether dan USD Coin.
Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.
|
Setelah sempat menyentuh kisaran level US$ 41.000 kemarin, Bitcoin pada pagi hari ini cenderung bertahan di kisaran level US$ 40.000, di tengah memimpinnya beberapa token alternatif (altcoin).
Tak hanya Bitcoin saja, token altcoin terbesar yakni Ethereum juga cenderung bertahan di kisaran level US$ 2.700.
Kenaikan altcoin selama beberapa hari terakhir menunjukkan selera risiko yang lebih besar di kalangan trader kripto.
Hal ini terjadi di tengah masih cerahnya pasar saham global, meski di kawasan Asia-Pasifik pada pagi hari ini cenderung beragam, setelah pemerintah China menjanjikan dukungannya untuk pasar saham China pada Rabu kemarin.
Dari sisi makro, analis memperkirakan kenaikan terbatas untuk dolar AS, yang dapat menjadi sentimen positif untuk Bitcoin dalam jangka pendek.
"Dolar AS telah terapresiasi sejak Rusia memulai agresi militernya ke Ukraina, yang tidak mengejutkan mengingat bahwa greenback memiliki rekam jejak apresiasi dalam menanggapi peristiwa geopolitik," kata MRB Partners, perusahaan riset investasi global menulis dalam sebuah laporan risetnya, dikutip dari CoinDesk
"Namun, penguatan ini umumnya diikuti oleh fase konsolidasi," tambah MRB Partners.
Investor di kripto cenderung tidak terlalu khawatir dengan kenaikan suku bunga acuan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), karena mereka sudah mengantisipasinya sejak lama dan kenaikan suku bunga tersebut sesuai dengan harapan mereka.
Sebagai informasi, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) telah menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bp) pada Rabu waktu AS selaras dengan harapan pasar.
The Fed juga memperkirakan rencana agresif untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut sembari memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun ini.
"Orang-orang sudah lebih nyaman dengan fakta yang suku bunga yang akhirnya naik. Ini sudah dibicarakan oleh Ketua [The Fed] (Jerome) Powell sejak awal Desember," jelas Michael James, direktur pelaksana perdagangan ekuitas di Wedbush Securities, kepada Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(chd) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20220318092937-17-323836/kripto-cenderung-mixed-bitcoin-cenderung-stabil
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kripto Cenderung Mixed, Bitcoin Cenderung Stabil - CNBC Indonesia"
Posting Komentar