Bitcoin diramalkan melejit dalam 18 bulan setelah momen Bitcoin Reward Halving, Mei 2020 nanti.
“Walaupun Bitcoin telah melampaui US$10 ribu per BTC selama 3 kali sepanjang masa, capaian terakhir pada 9 Februari 2020 lalu, rasanya jauh berbeda dari dua sebelumnya,” kata Anthony ‘Pomp’ Pompliano Pendiri Morgan Creek Digital, Selasa (11 Februari 2020) di blog-nya.
Baginya, dua pertama Bitcoin melampaui US$10 ribu di masa lalu masih dalam kerangka alur hiperbolik Raja Aset Kripto itu, tetapi tidak pada peristiwa yang terakhir itu, 9 Februari 2020.
Bitcoin selama akhir pekan lalu dan akhirnya melampaui ambang batas psikologis US$10.000 untuk ketiga kalinya dalam sejarah Bitcoin.
Pertama kali terjadi pada tahun 2017, ketika Bitcoin melesat dari US$10.000 ke level tertinggi sepanjang masa US$20.000 hanya dalam 18 hari.
Kali kedua adalah pada pertengahan tahun 2019 ketika Bitcoin mengalami kenaikan meteorik dari sekitar US$3.500 menjadi hampir US$14.000 dalam hitungan minggu.
Lebih Alami
Bitcoin diperdagangkan antara US$7.000 dan US$9.000 selama beberapa bulan terakhir. Ini perlahan-lahan telah meningkat lebih tinggi dan lebih tinggi lagi.
“Tidak ada lintasan pertumbuhan parabolik saat ini, yang biasanya naik sangat cepat. Justru yang terakhir itu (naik kembali ke US$10 ribu-Red) terasa lebih alami. Saya percaya bahwa US$10 ribu per BTC akan lebih berarti kali ini, daripada di masa lalu,” katanya.
Tetapi US$10 ribu per BTC masih 50 persen lebih rendah dari harga tertinggi sepanjang masa, yakni US$20 ribu pada Desember 2017 silam.
“Ketika Bitcoin kembali ke titik US$10 ribu, saya pikir itu merupakan tonggak penting. Itu juga bukan satu-satunya titik yang memberikan gambaran positif. Ingatlah kita sekarang sedang menuju momen Bitcoin Reward Halving pada Mei 2020,” katanya.
Pomp menegaskan bahwa Halving akan memberikan kejutan. Orang-orang kemungkinan akan masuk lagi ke Bitcoin pada akhir April atau awal Mei (beberapa hari sebelum Halving tiba–Red).
“Harga Bitcoin cenderung naik ketika kita semakin dekat dengan Halving,” kata Pomp.
Mengukur Tingkat Penawaran
Pomp mengingatkan bahwa konsep Bitcoin sangatlah sederhana untuk menggambarkan tingkat penawaran terhadapnya.
Pertama, supply (pasokan) unit Bitcoin akan tetap ada di antara besaran permintaan dan penawaran di pasar.
Kedua, kode program pada Bitcoin akan terus berjalan, sebagaimana ia dirancang sejak awal.
Ketiga, tidak akan yang pernah berhasil melakukan 51 Percent Attack terhadap blockchain Bitcoin.
Keempat, jaringan Bitcoin tak akan menurun.
Kelima, Saat ini ada sekitar 1800 Bitcoin baru (lewat mekanisme reward kepada penambang) yang terbit setiap hari, hingga ketika Halving nanti hanya 900 Bitcoin baru setiap hari.
Segi Permintaan (Minat dan Beli)
Menurut Pomp, ada dua hal soal permintaan terhadap Bitcoin. Pertama secara kuantitatif, di mana ketika semakin banyak orang belajar tentang Bitcoin, akan lebih mudah menghitung orang-orang yang akan membeli Bitcoin.
“Sedangkan kualitatif adalah seputar kekacauan dan ketidakpastian yang berkelanjutan. Sebut saja misalnya ketidakstabilan politik dan ketidakpastian ekonomi di berbagai wilayah di seluruh dunia,” katanya.
Pomp mencontohkan seperti yang terjadi di Venezuela, Iran, Korea Utara dan Argentina, atau di Amerika Serikat, Tiongkok, Rusia dan India.
“Ada cukup banyak masalah yang muncul untuk menunjukkan bahwa tren tidak akan berbalik dalam waktu dekat,” tegasnya.
Atas dasar itu pula, Pomp meramalkan akan ada tambahan pengguna di bursa aset kripto hingga 1 juta orang per hari pada tahun 2021. Ia bertolak dari klaim bursa kripto Coinbase yang pernah mendapatkan tambahan pengguna rata-rata 100 ribu setiap hari pada tahun 2017.
“Jadi, kenaikan pesat Bitcoin bukanlah pada tahun 2020 ini, melainkan tahun 2021. Melejitnya harga Bitcoin masuk ke rentang waktu 18 bulan setelah tanggal Halving. Tidak naik secara langsung dan tiba-tiba,” tegasnya. [red]
Ikuti media sosial kami
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bitcoin Diramalkan Melejit 18 Bulan Setelah Halving Mei 2020 - Blockchain Media Indonesia"
Posting Komentar