Mark Yusko, Pendiri dan Kepala Investasi Morgan Creek Capital Management percaya bahwa ketika utang negara kian membesar, maka Bitcoin kian dijadikan sasaran investasi.
Yusko menyebut utang negara yang kian besar itu diakibatkan oleh penurunan suku bunga di banyak negara. Karena sebagian besar negara tak sanggup membayar utangnya, maka uang diterbitkan dalam jumlah banyak lagi. Ini yang mendorong inflasi mata uang, sekaligus mendevaluasi nilainya (harga tukar semakin murah). Daya saingnya semakin kecil.
“Dalam dunia bank sentral yang nakal, Bitcoin adalah raja. Suku bunga di seluruh dunia akan menjadi nol. Kurs (nilai tukar dolar AS akan nol), termasuk yuan Tiongkok. Itu semua karena faktor demografi, deflasi dan terlalu banyak utang,” katanya kepada CNBC belum lama ini.
Bitcoin up more than 30% this year and Morgan Creek Capital's @MarkYusko says this is why the red hot rally is just getting started $BTC pic.twitter.com/L6a9nrEWt7
— CNBC's Fast Money (@CNBCFastMoney) February 19, 2020
Ketika sebuah negara tak mampu membayar utang-utangnya, bank sentral mau tak mau harus menggelembungkannya (pasokan uang ditambah ke pasar), ini yang membuat devaluasi mata uang muncul.
Yusko mengatakan, secara fundamental Bitcoin adalah yang terbaik, karena kian langka sebagai akibat dari mekanisme Halving. Ketika Halving, pasokan Bitcoin ke pasar berkurang separuh daripada sebelumnya.
“Pun lagi, tingkat adopsinya meningkat. Itu tercermin dari jumlah dompet Bitcoin yang semakin banyak dan transaksi meningkat. Secara fundamental, Bitcoin benar-benar semakin kuat,” tegasnya. [DailyHodl/red]
Ikuti media sosial kami
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Mark Yusko: Utang Negara Kian Besar, Bitcoin Kian Disasar - Blockchain Media Indonesia"
Posting Komentar