Search

DeFi Berperan Jaga Harga Bitcoin? — Blockchain Media Indonesia - Blockchain Media Indonesia

Bitcoin meresahkan banyak investor, sebab pergerakan harganya tidak berubah banyak setelah Halving III pada Mei 2020 lalu. Telah banyak narasi yang dituduh jadi penyebabnya, tetapi belum ada analis yang menyoroti harga Bitcoin bisa longsor lebih dalam jika tidak ada peran lonjakan US$3 miliar di sektor DeFi.

DeFi (Decentralized Finance) memiliki beragam bentuk, termasuk peminjaman, derivatif, bursa dan pembayaran. Sektor yang baru dan seru ini menyebabkan token protokol DeFi mengalami lonjakan dan penurunan harga yang luar biasa.

Siklus gelembung terbaru dalam DeFi adalah di bidang liquidity mining (penambangan likuiditas). Hal ini adalah program insentif oleh protokol DeFi untuk menarik pengguna baru. Program ini umumnya menyebarkan governance token (token pengaturan) kepada penyedia likuiditas yang disebut dengan yield farmer (“peternak” imbal hasil).

Kendati tidak baru, program insentif DeFi merupakan metode pertumbuhan yang menghasilkan lonjakan partisipasi dalam jaringan, total modal yang disetor, serta kapitalisasi pasar governance token.

Contoh yang paling terkenal adalah Compound, protokol peminjaman desentralistik di mana pengguna bisa meminjam dan meminjamkan aset jaminan (collateral). Modal yang disetor dalam Compound serta kapitalisasi pasarnya meroket setelah penambangan likuiditas dan distribusi token pengaturan COMP dimulai, dengan nilai masing-masing US$668 juga dan US$497 juta.

Penambangan likuiditas tampak memiliki korelasi dengan pergerakan harga Bitcoin. Agar “peternak imbal hasil” menerima imbalan governance token, mereka harus berpartisipasi dalam jaringan sebagai peminjam atau pemberi pinjaman.

Hal ini membutuhkan penyetoran, di mana peminjam bisa menarik dana jika mereka memberikan agunan yang cukup. Pemberi pinjaman bisa meraup bunga pinjaman di atas harga pasar ditambah cuan dari peningkatan harga token COMP.

Modal paling besar yang disetor di DeFi berbentuk token Ether (ETH) senilai US$715 juta, disusul Bitcoin senilai US$141 juta.

Salah satu token paling panas di Ethereum saat ini adalah WBTC atau wrapped BTC, sebuah token ERC-20 yang dipatok 1:1 terhadap Bitcoin.

WBTC diburu peternak imbal hasil agar mereka bisa turut serta dalam jaringan Compound dan meraih token COMP.

Jika Bitcoin dan WBTC digabung, maka ada Bitcoin senilai US$241 juta yang disetor dalam DeFi, mengurangi suplai di pasar terbuka dan menopang harga Bitcoin.

Selain itu, partisipasi dan pertumbuhan harga di sektor DeFi selama tiga bulan terakhir membantu kembalinya alt season, yaitu musim di mana harga altcoins melonjak.

Sebagian besar altcoins diperdagangkan dengan Bitcoin. Investor baru yang memasuki sektor kripto harus membeli BTC sebelum membeli altcoin, sehingga menjadi faktor tambahan yang mendukung Bitcoin.

Kendati demikian, DeFi juga membawa risiko. Sebagai contoh, pasar aset kripto sangat fluktuatif, sehingga sentimen yang mendorong harga melambung tinggi akan berbalik arah.

Katalis yang menyebabkan perubahan arah termasuk eksploitasi kode dalam protokol desentralistik yang sering terjadi selama ini, atau berakhirnya musim altcoin.

Tidak pasti bagaimana gelembung DeFi akan meletus, tetapi kemungkinan besar Bitcoin akan turut diseret jika hal itu terjadi. [forbes.com/ed]

Ikuti media sosial kami

INFO IKLAN/AD INFO

Let's block ads! (Why?)

Baca Or Read Again https://blockchainmedia.id/defi-berperan-jaga-harga-bitcoin/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "DeFi Berperan Jaga Harga Bitcoin? — Blockchain Media Indonesia - Blockchain Media Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.