Sebelas tahun lalu, Bitcoin (BTC) diciptakan oleh sosok misterius, Satoshi Nakamoto. Sejak itu, aset kripto pertama di dunia itu telah mengalami beragam pembaruan dan forking lebih dari 100 kali. Salah satunya yang cukup mentereng adalah Bitcoin Cash (BCH).
Sebagian besar fork Bitcoin gulung tikar dalam hitungan bulan, tetapi Bitcoin Cash (BCH) berhasil melawan tren itu dan tergolong sebagai fork Bitcoin paling sukses. Kendati mirip dalam beberapa hal, ada perbedaan ideologi dan teknis antara BTC dan BCH.
Sejak awal, diketahui jaringan blockchain Bitcoin tidak mampu menangani jumlah transaksi per detik yang bisa menyaingi sistem pembayaran sentralistik seperti Visa. Isu ini sangat mendesak pada tahun 2017, ketika jumlah transaksi meroket tajam dan biaya transaksi Bitcoin membengkak.
Demi mengatasi masalah ini, sejumlah solusi skalabilitas off-chain dikembangkan. Tetapi Bitcoin ABC, dipimpin oleh pengembang Amaury Sechet, membuat solusi skalabilitas on-chain dengan membuat fork Bitcoin pada Agustus 2017. Fork ini terjadi setelah peluncuran Segregated Witness (SegWit) pada Bitcoin yang berhasil mengurangi ukuran transaksi Bitcoin.
Fork tersebut menghasilkan aset kripto bernama Bitcoin Cash, berdasarkan kode asli Bitcoin tanpa SegWit dan ukuran maksimum block sebesar 8 MB. Ukuran maksimum inilah yang menjadi perbedaan teknis utama antara Bitcoin dan Bitcoin Cash.
Ukuran block Bitcoin terbatas sebesar 1 MB, sedangkan Bitcoin Cash kini memiliki ukuran block maksimal 32 MB. Perubahan ini meningkatkan jumlah transaksi yang dapat disimpan dalam satu block dan kecepatan jaringan Bitcoin Cash.
Interval block Bitcoin Cash rata-rata 10 menit, seperti Bitcoin. Hal ini berarti transaksi dikonfirmasi dengan kecepatan yang sama pada kedua jaringan tersebut, tetapi Bitcoin Cash dapat menyimpan transaksi lebih banyak per block. Sebab itu, jaringan Bitcoin Cash mampu memroses 100 transaksi per detik dibanding Bitcoin yang hanya 14 transaksi per detik.
Bitcoin Cash memiliki block lebih besar, tetapi transaksi lebih jarang dibandingkan Bitcoin sehingga biaya transaksinya pun lebih hemat. Saat ini, rata-rata biaya transaksi Bitcoin Cash sekitar US$0,005, sedangkan Bitcoin US$2,07.
Selain ukuran block lebih besar, Bitcoin Cash memiliki sejumlah fungsi tambahan yang disebut dengan opcode.
Pada tahun 2018, beberapa opcode yang dipadamkan di Bitcoin dinyalakan kembali di rantai Bitcoin Cash beserta beberapa opcode baru. Perbedaan ini memberikan fungsi smart contract (kontrak pintar) pada Bitcoin Cash.
Bitcoin Cash dapat dianggap lebih sentralistik dibanding Bitcoin. Saat ini, seperempat hash rate (daya komputasi) Bitcoin Cash dikuasai oleh satu mining pool (kelompok penambangan), dan tiga kelompok teratas menguasai 55 persen hash rate.
Pada Bitcoin, kelompok terbesar memegang 17,7 persen hash rate, dan tiga kelompok teratas mengendalikan 47 persen.
Secara keseluruhan, Bitcoin dan Bitcoin Cash mirip dari sisi ambisi dan tujuan. Kendati Bitcoin Cash menawarkan teknologi lebih cepat, Bitcoin lebih diadopsi oleh masyarakat. [decrypt.co/ed]
Ikuti media sosial kami
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ini Perbedaan Bitcoin dengan Bitcoin Cash — Blockchain Media Indonesia - Blockchain Media Indonesia"
Posting Komentar