Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mata uang kripto bitcoin jeblok hingga lebih dari 15% sepanjang bulan April. Padahal sepanjang hidupnya, bulan April selalu menguntungkan bagi bitcoin. Pasca jeblok, bitcoin perlahan mulai bangkit.
Pada perdagangan Senin (2/5/2022) pukul 13:47 WIB, mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia ini naik 2,56% dalam 24 jam terakhir ke US$ 39.011/koin.
Aset kripto lainnya juga naik, ethereum 2,88%, BNB 2%, Solana nyaris 1%, cardano 2,75% dan XRP melesat nyaris 6%.
Meski demikian, tantangan bagi aset kripto di bulan ini cukup berat. Sebab, ada bank sentral Amerika Serikat atau yang dikenal dengan Federal Reserve (The Fed) akan menaikkan suku bunga di pekan ini.
The Fed yang akan agresif menaikkan suku bunga bisa membuat bitcoin dkk merosot lebih tajam. Banyak analis melihat bitcoin lebih seperti aset berisiko ketimbang aset aman (safe haven).
Hal tersebut terlihat dari kemerosotannya sepanjang tahun ini bersama aset-aset berisiko lainnya.
Sepanjang tahun ini, bitcoin merosot 15%, hal yang sama juga terjadi pada indeks S&P 500 yang jeblok lebih dari 13%. Sebaliknya aset safe haven emas sepanjang tahun ini tercatat naik lebih dari 3% bahkan sempat melesat lebih dari 13% dan nyaris memecahkan rekor tertinggi sepanjang masa.
Jebloknya aset-aset berisiko tersebut terjadi akibat The Fed yang memberikan sinyal sangat agresif dalam mengetatkan kebijakan moneternya. Pada Kamis dini hari nanti, The Fed diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin menjadi 0,75%-1%. Bahkan di sisa tahun ini masih akan terus menaikkan suku bunga guna meredam inflasi.
Di Amerika Serikat (AS) inflasi berdasarkan consumer price index (CPI) di Amerika Serikat (AS) kini sudah menembus 8,5% (year-on-year/yoy) di bulan Maret, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 7,9% (yoy).
Inflasi tersebut merupakan yang tertinggi dalam lebih dari 40 tahun terakhir, tepatnya sejak Desember 1981. Inflasi CPI inti tumbuh 6,5% (yoy) dari sebelumnya 6,4% (yoy).
Inflasi berdasarkan personal consumption expenditure (PCE) yang menjadi acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter juga berada di level tertinggi dalam 40 tahun terakhir.
Alhasil, tidak hanya menaikkan suku bunga, The Fed juga akan mengurangi nilai neracanya, sehingga likuiditas di perekonomian Amerika Serikat akan terserap lebih banyak. Harapannya inflasi bisa terkendali. Tetapi hal tersebut bisa memicu "gempa" di pasar finansial yang membuat aset-aset berisiko terus merosot.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20220502140508-17-336476/the-fed-bakal-picu-gempa-bitcoin-cs-ambrol-lagi-bulan-ini
Bagikan Berita Ini
0 Response to "The Fed Bakal Picu "Gempa", Bitcoin Cs Ambrol Lagi Bulan Ini? - CNBC Indonesia"
Posting Komentar