Search

Data Tenaga Kerja AS Gemparkan Dunia: Kripto & Bitcoin Makin Suram? - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto kembali melemah setelah data pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) masih panas.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan non-farm payrolls (NFP) yang diumumkan pada 7 Juni 2024 meningkat hingga 272.000 pada Mei, angka ini jauh di atas ekspektasi pasar yakni 185.000.

Sebagai catatan, non-farm payrolls merupakan laporan penggajian sektor tenaga kerja di AS di luar pertanian. Sekitar 80% tenaga kerja AS yang tercatat bekerja di bidang manufaktur, konstruksi, dan barang.

Lonjakan non-farm payrolls membuat pasar semakin pesimis akan pemangkasan suku bunga bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) mengecil.

Berdasarkan survei CME FedWatch Tool, saat ini pelaku pasar meyakini pemangkasan suku bunga hanya terjadi sekali yakni pada November 2024 sebesar 25 basis poin (bps) dengan persentase 47,4%.

CMEFoto: Meeting Probabilities
Sumber: CME FedWatch Tool

Lebih lanjut, pergerakan harga kripto pun terpantau terhambat dan masih bergerak di dalam area konsolidasinya khususnya bitcoin.

Bitcoin sebagai koin dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia belum mampu bergerak dan membentuk level all time high baru.

Dilansir dari Refinitiv, pada hari ini, Minggu (9/6/2024) pukul 07:04 WIB, bitcoin naik tipis 0,04% ke angka US$69.306. Angka ini memang lebih tinggi dibandingkan penutupan perdagangan kemarin (8/6/2024) yang berada di angka US$69.278.

Berdasarkan pemantauan CNBC Indonesia Research, dalam enam bulan terakhir atau sejak Desember 2023, data NFP memiliki korelasi yang sangat erat dengan pergerakan bitcoin itu sendiri.

Ketika data NFP lebih besar dibandingkan periode sebelumnya, maka bitcoin selalu ditutup di zona merah. Sementara jika data NFP lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya, maka bitcoin akan berada di zona hijau.

Dikutip dari thecoinrepublic.com, pendiri 10x Research, Markus Thielen mengatakan bahwa telah terjadi perubahan menjadi bearish pada pasar berisiko tinggi seperti saham dan kripto karena meningkatnya kekhawatiran terhadap inflasi yang terus-menerus dan kenaikan imbal hasil obligasi.

Dolar AS memperoleh nilai terhadap mata uang lain, sesuai data, dan situasi ini biasanya mengakibatkan pengurangan dana dari kelas aset berisiko seperti saham dan mata uang kripto dan memindahkannya ke opsi yang lebih aman seperti pasar uang dan instrumen pendapatan tetap, yang mana mungkin menyebabkan penurunan lebih lanjut di pasar.

Lebih lanjut, laporan NFP AS baru-baru ini memperkuat dolar AS seiring melemahnya euro dan dolar Kanada.

CNBC INDONESIA RESEARCH

(rev)
[Gambas:Video CNBC]

Adblock test (Why?)

Baca Or Read Again https://news.google.com/rss/articles/CBMigAFodHRwczovL3d3dy5jbmJjaW5kb25lc2lhLmNvbS9yZXNlYXJjaC8yMDI0MDYwOTA3MTUxMS0xMjgtNTQ0OTg0L2RhdGEtdGVuYWdhLWtlcmphLWFzLWdlbXBhcmthbi1kdW5pYS1rcmlwdG8tYml0Y29pbi1tYWtpbi1zdXJhbdIBAA?oc=5

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Data Tenaga Kerja AS Gemparkan Dunia: Kripto & Bitcoin Makin Suram? - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.