Bitcoin Halving 2020 diperkirakan akan jatuh pada tanggal 14 Mei, ketika transaksi Bitcoin (BTC) mencapai blok ke-630.000. Halving ketiga itu adalah peristiwa yang terjadi setiap 210.100 blok atau sekitar 4 tahun, di mana jumlah Bitcoin yang ditambang berkurang menjadi setengah. Tujuan dari halving adalah untuk mengurangi penerbitan Bitcoin baru, hingga mencapai batas maksimal, 21 juta Bitcoin.
Halving pernah terjadi dua kali sebelumnya. Halving pertama jatuh pada 28 November 2012, di blok ke-210.000. Kala itu imbalan penambangan berkurang dari 50 BTC per blok menjadi 25 BTC per blok.
Halving kedua pada 9 Juli 2016 di blok ke-420.000, memangkas imbalan dari 25 BTC menjadi 12,5 BTC per blok. Pada halving ketiga, di blok ke-630.000, imbalan penambangan akan berkurang separuh, dari 12,5 BTC menjadi 6,25 BTC per blok.
Halving itu Sangat Penting
Halving adalah momen yang sangat penting, karena terjadi pada rancangan Bitcoin yang sangat mendasar dan bersifat baku. Bitcoin dirancang menerbitkan koin baru setiap blok transaksi dalam periode rata-rata 10 menit sekali.
Dengan halving yang terjadi secara bertahap, maka laju pasokan Bitcoin ke dalam pasar akan semakin berkurang, hingga mencapai batas 21 juta unit BTC. Jadi, halving menekan laju Bitcoin yang dilepas ke peredaran seiring waktu. Saat ini, suplai Bitcoin sekitar 18 juta dan baru akan mencapai maksimal 21 juta unit pada tahun 2140.
Karakter itu pulalah membuat sistem Bitcoin dianggap mensimulasikan mekanisme kelangkaan emas. Semakin emas langka dan semakin ia diperlukan dan dibeli, maka harga emas akan terus naik. Dan ini terbukti selama ribuan tahun lamanya. Bitcoin dirancang seperti itu, dibuat menjadi langka secara bertahap dan semakin sulit untuk menambangnya. Di sini berlaku hukum supply and demand.
Kendali Inflasi
Penerbitan dan pasokan (supply) maksimal Bitcoin diterapkan oleh Satoshi Nakamoto untuk mengendalikan inflasi (berkurangnya nilai tukar sebuah objek dibandingkan objek bernilai lainnya).
Uang fiat (uang yang diterbitkan oleh negara), yang dikendalikan oleh bank sentral dapat diterbitkan hingga tak terhingga, sehingga nilai mata uang itu bisa menurun drastis. Dan ini terjadi terhadap dolar AS dan mata uang negara lainnya.
Maka, bagi Satoshi, nilai utama Bitcoin disandarkan pada proses membuat Bitcoin menjadi langka. Selain langka, nilai Bitcoin tentu saja didorong oleh faktor keterbukaannya, di mana setiap orang bisa berperan serta di dalamnya, tanpa batasan dan sekat. Pun lagi ia bersifat transparan, semua orang bisa melihat keseluruhan transaksinya. Itu sebuah keunggulan yang tidak ditemui di sistem uang fiat.
Demi Keamanan
Halving juga penting bagi keamanan jaringan blockchain Bitcoin itu sendiri. Penambang menerima Bitcoin sebagai imbalan hasil kerjanya (pemantauan penuh selama 24 jam tanpa henti, biaya perangkat keras dan listrik yang mahal-Red). Tetapi, mereka juga perlu mengeluarkan biaya operasional, sehingga Bitcoin yang mereka dapatkan dapat dijual untuk menutup biaya.
Setelah halving, penambang akan menerima setengah imbalan Bitcoin, yang berarti penghasilan mereka berkurang. Seiring berjalannya waktu, keamanan jaringan Bitcoin akan lebih ditentukan oleh biaya transaksi dibanding Bitcoin yang baru diterbitkan. Saat mencapai 21 juta BTC, jaringan Bitcoin akan sepenuhnya diamankan oleh biaya transaksi.
Mengingat baru ada dua halving sebelumnya, sulit menerka bagaimana dampaknya terhadap harga. Ada pendapat yang mengatakan harga akan naik, harga akan turun atau adem ayem.
Harga Bitcoin bisa naik setelah halving, sebab berkurangnya pasokan. Hal tersebut mengikuti model stock-to-flow. Dan ini memang terjadi pada dua halving sebelumnya.
Harga Bitcoin Biasa Saja
Pendapat kedua menyatakan harga Bitcoin tidak akan naik, tidak juga turun. Sebab, semua orang sudah tahu kapan halving terjadi, harganya sudah diperhitungkan oleh pelaku pasar. Penjualan Bitcoin oleh para penambang juga tidak berdampak besar, sehingga tidak memengaruhi harga. Argumentasi ini menyatakan bull run sebelumnya tidak lagi terkait dengan halving.
Pendapat ketiga menyebut harga Bitcoin akan turun setelah halving. Pendapat ini tidak sepopuler dua pendapat di atas, tetapi masih mungkin terjadi. Jika harga Bitcoin tidak meroket seperti yang diharapkan banyak orang, mereka akan kehilangan minat dan menjual Bitcoin-nya. Dan ini berdampak pada penurunan harga yang signifikan.
Alasan lain adalah penambang tidak akan mampu bertahan dengan pendapatan yang yang berkurang, sehingga akan gulung tikar, sebagaimana yang pernah terjadi pada tahun 2018. Hal itu bisa menyebabkan berkurangnya kekuatan hash di jaringan Bitcoin dan pada akhirnya menurunkan kepercayaan orang-orang terhadap keamanan Bitcoin.[messari.io/ed]
Ikuti media sosial kami
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Serba-Serbi Bitcoin Halving 2020 - Blockchain Media Indonesia"
Posting Komentar