Search

Virus Corona: Saham dan Minyak Ambruk, Bitcoin Melejit - Blockchain Media Indonesia

Virus Corona dari Tiongkok semakin memakan banyak korban di banyak negara. Di tengah ketidakpastian penanganan wabah itu, pasar saham global dan harga minyak ambruk. Sebaliknya Bitcoin terpantau melejit lebih 4 persen di kisaran US$9.058 (123 juta) per 28 Januari 2020.

Bitcoin sekali lagi mencoba membuktikan adanya korelasi negatif antara Raja Aset Kripto itu dengan pasar tradisional (saham, obligasi dan minyak). Ketika pasar saham menukik tajam, Bitcoin dan sejumlah aset kripto lainnya terbang, sebagai alternatif bagi investor selain emas untuk melindungi nilai uangnya.

IKLAN

Wabah Virus Corona memang merebak pada 9 Januari lalu, tetapi secara bertahap menimbulkan kegelisahan di pasar modal, khususnya di Amerika Serikat. Puncaknya adalah pada Minggu, 26 Januari 2020, dalam sebuah konferensi pers pejabat kesehatan Tiongkok mengatakan kemampuan infeksi virus semakin menguat.

Senin, 27 Januari 2020 CNBC mencatat bahwa investor di seluruh dunia ketakutan akan penyebaran cepat Virus Corona Tiongkok. Pasar saham di seluruh dunia turun tajam pada hari Senin.

Dikabarkan korban tewas naik menjadi 81 pada Senin pagi, menurut pejabat Tiongkok, dengan lebih dari 2.860 orang sekarang terinfeksi.

Kasus kelima di Amerika Serikat kini telah dikonfirmasi dan virus telah terlacak ada di Singapura, Korea Selatan, Australia, Kanada, Prancis, Jepang, Malaysia dan Vietnam.

Per 28 Januari 2020 pukul 12:27 WIB, berdasarkan data dari Arcgis.com, total manusia yang terinfeksi mencapai 4.474 jiwa, dengan kematian 107 jiwa. Sekitar 2.714 kasus berasal dari Hubei, Tiongkok.

Situasi terkini wabah Virus Corona. Sumber: Arcgis.com.

Stoxx 600, yang melacak dinamika pasar saham Eropa, turun lebih dari 2 persen. Sementara di Amerika Serikat Dow Jones Industrial Average turun 384 poin atau 1,3 persen. 30 saham Dow secara singkat turun lebih dari 500 poin pada hari sebelumnya.

Sementara sebagian besar pasar di Asia ditutup untuk Tahun Baru Imlek, Nikkei 225 Jepang turun lebih dari 2 persen, sementara Topix turun 1,6 persen.

Aset tradisional yang disebut safe haven melonjak pada hari Senin. Emas di pasar spot diperdagangkan naik 0,7 persen tepat di atas US$1.581 per troy ounce. Sementara yen Jepang menguat pada 108 terhadap dolar. Mata uang franc Swiss juga di antara mata uang berkinerja baik saat ini.

Bitcoin Melejit
Di saat yang sama, Senin hingga Selasa hari ini, Bitcoin terpantau menguat, berbanding terbalik dengan pasar saham dan minyak mentah.

Berdasarkan data dari Cryptocompare, penguatan terbesar Bitcoin selama sepekan terakhir terjadi pada 27 Januari 2020. Bitcoin naik hingga 3,25 persen (US$271,69) di kisaran US$8.637. Dan per 28 Januari 2020 pukul 12.00 WIB, Bitcoin naik 4 persen dari hari sebelumnya, mencapai US$345,67. Artinya sentimen positif masih terbuka lebar, setidaknya dalam beberapa hari ke depan.

Penguatan Bitcoin selama sepekan terakhir. Paling menonjol pada 27 dan 28 Januari 2020. Sumber: Cryptocompare.

Antisipasi akan adanya pembalikan situasi mungkin akan terjadi jika klaim ini benar terbukti: bahwa obat berjenis “nelfinavir” benar-benar efektif menyembuhkan dan mencegah memburuknya korban Virus Corona. Klaim ini disampaikan oleh pihak Tiongkok beberapa waktu lalu dan diklaim sudah menyembuhkan seorang korban Corona yang sudah berusia lanjut. [Red]

Ikuti media sosial kami

Ingin Beriklan? Klik di Sini

Let's block ads! (Why?)

Baca Or Read Again https://blockchainmedia.id/virus-corona-saham-dan-minyak-ambruk-bitcoin-melejit/

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Virus Corona: Saham dan Minyak Ambruk, Bitcoin Melejit - Blockchain Media Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.