Wacana soft fork terhadap blockchain Bitcoin bergulir. Diperkirakan akan diterapkan pada tahun ini juga pada kuartal ke-4. Soft fork adalah upaya penaiktarafan (upgrade) ataupun penambahan fitur pada protokol Bitcoin. Apa saja itu?
Pada 16 Januari 2020 lalu, Lucas Nuzzi Analis di Digital Assets Research mencuit adanya kemungkinan dilakukan soft fork terhadap Bitcoin pada tahun 2020.
Bitcoin will soft-fork this year. It will be one of the most innovative additions to L1 thus far:
bip-schnorr+bip-taproot+bip-tapscript
These are powerful foundational technologies that will bring novel smart contracts to Bitcoin’s base layer.
2020 will be good. https://t.co/aVVGNdNziR
— Lucas Nuzzi (@LucasNuzzi) January 16, 2020
“Akan ada soft fork Bitcoin pada tahun ini. Jikalau berhasil, maka soft fork ini adalah penambahan yang baik bagi blockchain Bitcoin. Sejauh ini ada 3 aspek yang akan diterapkan pada soft fork itu, yakni Schnorr, Taproot dan Tapscript. Ini adalah penerapan yang sangat baik bagi teknologi Bitcoin, karena memungkinkan Bitcoin memiliki fitur smart contract yang lebih baik daripada sebelumnya. Tahun ini, 2020 adalah tahun baik bagi Bitcoin,” kata Nuzzi.
Ketika ditanya kapan diperkirakan itu akan dilakukan, Nuzzi menjawab, setidaknya pada kuartal ke-4 tahun ini.
Dampak Soft Fork
Ketiga aspek tersebut diperkirakan akan meningkatkan skalabilitas dan privasi blockchain Bitcoin. Singkatnya, dengan pemutakhiran Schnorr dan Taproot, mekanisme penandatanganan (signature) transaksi dalam jaringan Bitcoin akan dipertimbangkan kembali. Pada gilirannya, ini akan memungkinkan pengembangan solusi multi signature (pengesahan transaksi dengan beberapa akun wallet yang berbeda-Red) yang baru.
Dalam dua tahun terakhir, soft fork baru sekali terjadi melalui Segregated Witness (SegWit) pada Agustus 2017. Praktis, sejak dua tahun terakhir tak ada pembaruan penting di tubuh Bitcoin.
Schnorr/Taproot/Tapscript
Schnorr dianggap sebagai signatures yang sangat baik bagi Bitcoin. Schnorr dianggap lebih akurat, relatif tahan terhadap gangguan dan relatif cepat dalam memverifikasi dan pemaduan perhitungan matematis khususnya ke dalamnya.
Contoh konkret Schnorr adalah, beberapa signatures (tanda tangan digital dalam transaksi Bitcoin) dapat diberlakukan pada satu signatures tunggal. Ini pada ujungnya bisa meningkatkan mutu privasi pada transaksi Bitcoin.
Ada sejumlah proposal Schnorr yang diajukan pada developer Bitcoin, di antaranya oleh Pieter Wuille Jonas Nick dan Xapo’s Anthony Towns.
Schnorr sebenarnya pun bagian dari Taproot, proposal yang diajukan oleh Gregory Maxwell, yang terinspirasi dari proposal sebelumnya, yakni MAST (Merkelized Abstract Syntax Tree).
Taproot kelak membuat transaksi Bitcoin menjadi lebih efisien: biaya transaksi jadi lebih murah, terlebih-lebih jikalau diterapkan pada protokol Layer 2 Bitcoin, yakni Lightning Network.
Pada Taproot akan ada pemutakhiran terhadap bahasa pemrograman Bitcoin, Script yang disebut Tapscript. Kelak Tapscript memungkinkan pembuatan smart contract pada blockchain Bitcoin menjadi lebih mudah.
Konsensus
Mengingat blockchain Bitcoin adalah blockchain publik murni dan desentralistik, maka melakukan penaiktarafaran melalui soft fork tidaklah mudah, sebab perlu konsensus alias kesepakatan oleh sebagian besar ekosistem Bitcoin, termasuk para penambang (miner) Bitcoin.
Jimmy Song, salah seorang Pengembang Inti Bitcoin dan mitra di Blockchain Capital, bersikap optimistik terhadap penerapan Taproot. Baginya, Taproot tak hanya menekan biaya transaksi, tetapi pula peluang terhadap banyak fitur baru dan ketertarikan banyak orang terhadap Bitcoin. [uToday/BitcoinMagazine/TheBlock/Red]
Ikuti media sosial kami
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Wacana Soft Fork Bitcoin Bergulir, Diterapkan Tahun Ini Juga? - Blockchain Media Indonesia"
Posting Komentar