Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mata uang kripto yang paling fenomenal, bitcoin, kembali ambrol pada perdagangan Selasa (23/2/2021), melanjutkan kinerja negatif Senin kemarin. Buruknya kinerja bitcoin dalam 2 hari terakhir tidak lepas dari komentar-komentar negatif yang di dapat sejak pekan lalu.
Melansir data Refinitiv, harga bitcoin hari ini ambrol 18,11% ke US$ 45.000/BTC, sebelum diperdagangkan di level US$ 47.969,64/BTC, atau merosot 12% lebih. Kemarin juga terjadi hal yang sama, anjlok hingga 18,3% sebelum mengakhiri perdagangan di level 54.950,58/BTC, melemah 4,5%.
Level US$ 45.000/BTC merupakan yang terendah sejak 11 Februari lalu, artinya tren naik yang dimulai sejak saat itu langsung dibabat habis dalam 2 hari perdagangan saja.
Bagi investor yang sudah lama bermain dengan mata uang kripto ini tentunya sudah terbiasa melihat pergerakan ekstrim tersebut, Tetapi bagi investor yang baru ikut hype saat ini tentu harus siap mental untuk melihat jebloknya bitcoin.
Pada tahun lalu, tepatnya 12 Maret 2020, harga bitcoin bahkan ambrol lebih dari 26% dalam sehari.
Tetapi terkadang juga mampu terbang tinggi dalam waktu singkat. Pada 8 Februari lalu, bitcoin meroket lebih dari 17% dalam 24 jam saja.
Volatilitas ekstrim tersebut merupakan risiko utama yang harus diantisipasi sejak awal.
Komentar negatif terbaru tentang bitcoin datang dari Mengeri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen.
Melansir CNBC International, Yellen menyebut masih banyak pertanyaan penting soal legitimasi dan stabilitas bitcoin. Ini membuatnya meragukannya.
"Saya tidak berpikir bahwa bitcoin ... akan banyak digunakan sebagai mekanisme transaksi," katanya dalam sebuah konferensi di AS, dikutip Selasa (23/2/2021).
"Sejauh ini (bitcoin) digunakan, saya khawatir banyak digunakan untuk 'keuangan gelap' (ilegal)," tambah mantan Ketua Bank Sentral AS (The Fed) tersebut.
"Ini adalah aset yang sangat spekulatif. Anda tahu saya pikir, orang harus sadar bahwa ini bisa sangat tidak stabil. Saya khawatir tentang potensi kerugian yang dapat diderita investor," kata Yellen.
Sejauh ini, komentar paling pedas dilontarkan oleh Profesor ekonomi Nouriel Roubini, atau yang dikenal dengan Dr. Doom. Ia menyebut sistem moneter zaman batu bahkan masih lebih baik dari bitcoin.
Roubini mendapat julukan Dr. setelah pada tahun 2006 ia memprediksi akan terjadi crash di pasar perumahan yang bubble dan memicu krisis. Prediksinya tepat, pada tahun 2008 terjadi krisisi finansial global akibat bubble pasar perumahan di AS.
Dalam wawancara dengan Bloomberg, Roubini mengatakan Flinstones (film kartun yang berkisah tentang jaman batu) memiliki sistem moneter yang lebih baik ketimbang bitcoin.
Dr. Doom mengatakan bitcoin mampu menyelesaikan hanya 5 transaksi per detik, sangat jauh dibandingkan dengan jaringan Visa yang menyelesaikan 24.000 transaksi per detik.
Selain itu, volatilitas ekstrim bitcoin yang dapat menghapus nilainya secara signifikan dalam waktu singkat. Hal tersebut membuat Roubini mengatakan Flintsones bahkan memiliki sitem moneter yang lebih baik dari bitcoin
Sudah Jenuh Beli, Bitcoin Masih Berisiko Merosot
Secara teknikal, bitcoin sudah menyentuh area Fibonacci Extension 78,6% yang berada di kisaran US$ 58.625/BTC.
Fib. Extension tersebut ditarik dari level terendah 2020 US$ 5.533,5/BTC pada 13 Maret lalu, dan level tertinggi tahun ini sebelum mengalami koreksi US$ 41.998,75/BTC pada 8 Januari lalu, dan titik terakhir di level terendah setelah mengalami koreksi US$ 28.745,55/BTC pada 22 Januari 2021.
Sementara itu, indikator stochastic juga menunjukkan bitcoin berada di wilayah jenuh beli (oversold), yang memperbesar risiko koreksi.
Grafik: Bitcoin Harian
Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Selama tertahan di bawah Fib. Extension 78,6%, bitcoin berisiko turun ke US$ 58.625/BTC yang merupakan Fib. Extension 61,8%. Jika dilewati, target penurunan selanjutnya di US$ 47.700/BTC (Fib. Extension).
Sementara itu jika US$ 58.625/BTC ditembus secara konsisten, harga bitcoin berpotensi melesat ke US$ 66.795/BTC.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210223190337-37-225639/dear-investor-bitcoin-siap-siap-jantungan-lagi
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Analisis Teknikal Dear Investor Bitcoin! Siap-siap Jantungan Lagi Tech - CNBC Indonesia"
Posting Komentar