Harga Bitcoin jatuh pada penutupan Senin (22/2/2021) waktu Amerika Serikat (AS) setelah melonjak ke rekor tertinggi terbaru pada akhir pekan. Apa penyebabnya?
Penurunan mencapai level 47.400 dolar AS (sekitar Rp669,4 juta), terendah selama seminggu terakhir. Artinya, Bitcoin kehilangan hampir 17% nilainya--sekitar 160 miliar dolar AS (sekitar Rp2,3 kuadriliun) dari total kapitalisasi pasar.
"Setelah kenaikan sebesar itu ada kemunduran, hal itu cukup standar. (Itu) dislokasi pasar yang biasa terlihat," ujar Kepala Eksekutif CryptoCompare, penyedia data kripto, Charles Hayter, dilansir dari Reuters, Selasa (23/2/2021).
Baca Juga: Warganet: Emas Lebih Baik dari Bitcoin, Begini Kata Orang Terkaya Dunia
Baca Juga: Investor Institusi Makin Terbuka dengan Bitcoin, Harga Sempat Tembus Rp820 Juta per Keping!
Menurutnya, hal itu terjadi karena aksi jual di ekuitas global menahan selera risiko. Apalagi, sejumlah investor mengkhawatirkan lonjakan harga Bitcoin sebelumnya.
Pada Selasa pagi Waktu Indonesia Barat (WIB), harga Bitcoin hampir menyentuh Rp741,7 juta menurut data Coinbase. Bos Tesla, Elon Musk mengatakan, "Harga Bitcoin dan Ethereum tampak tinggi."
Selama 2021, Bitcoin menunjukkan kenaikan lebih dari 80%. Sejak mencapai titik terendah pada Maret ke titik 4 ribu dolar AS (sekitar Rp56,5 juta), Bitcoin telah melonjak hampir 1.200%. Namun, Menteri Keuangan AS, Janet Yellen menyebut Bitcoin sangat tidak efisien dalam transaksi sehingga merupakan aset yang sangat spekulatif.
Salah satu pendiri pertukaran aset kripto, DeverseFi, Ross Middleton mengatakan, "Aksi jual di seluruh bursa pekan ini merupakan hasil beberapa pelonggaran kegembiraan pekan lalu, serta pelepasan posisi buy yang begitu dibutuhkan.
Baca Or Read Again https://www.wartaekonomi.co.id/read329054/bitcoin-anjlok-ke-rp670-juta-bahaya-gak-sihBagikan Berita Ini
0 Response to "Bitcoin Anjlok ke Rp670 Juta, Bahaya Gak Sih? - Warta Ekonomi"
Posting Komentar