Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mata uang kripto, bitcoin, menunjukkan ciri khasnya di pekan ini, yakni volatilitas yang ekstrim. Volatilitas ekstrim tersebut yang membuat bitcoin mendapat pro dan kontra, ada yang menganggapnya sebagai aset investasi, dan yang melihatnya sebagai aset spekulasi semata.
Melansir data Refinitiv, bitcoin pada hari Senin (22/2/2021) menyentuh rekor tertinggi sepanjang masa US$ 58.445,23/BTC, tetapi setelahnya malah ambrol. Sabtu kemarin, bitcoin mengakhiri perdagangan di level US$ 45.638,6/BTC, sementara posisi Sabtu (20/2/2021) pekan lalu di US$ 56.513,16/BTC, artinya dalam sepekan harganya ambrol 19,24%.
Sementara jika dilihat dari rekor tertinggi sepanjang masa hingga posisi penutupan Sabtu kemarin, bitcoin jeblok nyaris 22%.
Untuk diketahui, bitcoin diperdagangkan selama 24 jam sehari, dan 7 hari seminggu, artinya tidak ada libur seperti aset-aset lainnya.
Bitcoin kembali menarik perhatian sejak tahun lalu kala harganya terus meroket naik. Investor institusional yang mulai berinvestasi di bitcoin memunculkan euforia yang membuat harganya terus menanjak. Kenaikan bitcoin semakin terakselerasi setelah mampu menarik perhatian bank investasi ternama semacam Citi hingga JP Morgan. Ditambah lagi banyak perusahaan-perusahaan besar yang kini berinvestasi di Bitcoin, seperti Tesla dan Visa, alhasil harga bitcoin terus meroket hingga mendekati US$ 60.000/BTC.
Tetapi, nama-nama top di dunia finansial dan investasi memberikan komentar negatif bagi bitcoin.
Profesor ekonomi Nouriel Roubini, atau yang dikenal dengan Dr. Doom memberikan komentar pedas.
Ia menyebut, sistem moneter zaman batu bahkan masih lebih baik dari bitcoin.
Roubini mendapat julukan Dr. setelah pada tahun 2006 ia memprediksi akan terjadi crash di pasar perumahan yang bubble dan memicu krisis. Prediksinya tepat, pada tahun 2008 terjadi krisis finansial global akibat bubble pasar perumahan di AS.
Dalam wawancara dengan Bloomberg, Roubini mengatakan Flinstones (film kartun yang berkisah tentang jaman batu) memiliki sistem moneter yang lebih baik ketimbang bitcoin.
Dr. Doom mengatakan bitcoin mampu menyelesaikan hanya lima transaksi per detik, sangat jauh dibandingkan dengan jaringan Visa yang menyelesaikan 24.000 transaksi per detik.
Selain itu, volatilitas ekstrem bitcoin yang dapat menghapus nilainya secara signifikan dalam waktu singkat. Hal tersebut membuat Roubini mengatakan Flintsones bahkan memiliki sistem moneter yang lebih baik dari bitcoin.
Ada lagi Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS), Janet Yellen, menyebut masih banyak pertanyaan penting soal legitimasi dan stabilitas bitcoin. Ini membuatnya meragukannya.
"Saya tidak berpikir bahwa bitcoin ... akan banyak digunakan sebagai mekanisme transaksi," katanya dalam sebuah konferensi di AS, dikutip Selasa (23/2/2021).
"Sejauh ini (bitcoin) digunakan, saya khawatir banyak digunakan untuk 'keuangan gelap' (ilegal)," tambah mantan Ketua Bank Sentral AS (The Fed) tersebut.
"Ini adalah aset yang sangat spekulatif. Anda tahu saya pikir, orang harus sadar bahwa ini bisa sangat tidak stabil. Saya khawatir tentang potensi kerugian yang dapat diderita investor," kata Yellen.
Bill Gates, juga turut mengomentari bitcoin, selain dari sisi volatilitasnya yang ekstrim, ia juga melihat bitcoin berdampak pada pencemaran lingkungan.
Bitcoin dikatakan bertanggung jawab dalam pencemaran lingkungan karena mengkonsumsi listrik dalam jumlah sangat besar.
Penambangan bitcoin harus terus berlangsung 24 jam selama tujuh hari dengan menggunakan komputer dalam jumlah besar. Sementara hingga saat ini pembangkit listrik masih menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi dan batu bara yang menghasilkan karbondioksida yang akan mencemari lingkungan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210228155117-37-226722/balada-bitcoin-cetak-rekor-tertinggi-lalu-ambrol-20
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Balada Bitcoin: Cetak Rekor Tertinggi Lalu Ambrol 20% - CNBC Indonesia"
Posting Komentar