Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mata uang kripto, bitcoin, menyentuh level US$ 50.000/BTC untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Selasa (16/2/2021) kemarin, sebelum mengakhiri perdagangan di level US$ 48.585,07/BTC.
Jika dilihat sepanjang tahun ini hingga Selasa kemarin, bitcoin sudah melesat lebih dari 67%. Kenaikan yang impresif mengingat tahun baru berjalan kurang dari 2 bulan.
Namun, jika melihat mata uang kripto lainnya, penguatan bitcoin di tahun ini jadi tidak ada apa-apanya. Ethereum misalnya, mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah bitcoin ini meroket lebih dari 137% sepanjang tahun ini. Harga terakhir ethereum kemarin di US$ 1.752,85/ETH.
Kemudian ada lagi ripple (XRP) yang dulu sempat menjadi mata uang kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar ketiga yang sempat terbang hingga lebih dari 160% sebelum terpangkas dalam beberapa hari terakhir. Kemarin, ripple berada di level US$ 0,50334/XRP melesat 124% sepanjang tahun ini.
Melihat perbandingan kenaikan tersebut, tentunya berinvestasi ethereum dan XRP jauh lebih menguntungkan ketimbang bitcoin.
Apalagi melihat harganya yang sangat jauh lebih rendah dari bitcoin. Di akhir 2020 lalu, bitcoin berada di level US$ 28.987,6/BTC, ethereum di US$ 738,87/ETH, sementara XRP di US$ 0,22464. Artinya 1 bitcoin setara 39 ethereum, atau 129 XRP.
Namun, jika ethereum dan XRP lebih cuan dan lebih terjangkau, lantas mana yang lebih berbahaya?
Bitcoin dikenal sebagai aset dengan volatilitas yang tinggi, bahkan ekstrem. Hal tersebut tentunya bahaya bagi para investor.
Sebelum tahun ini, bitcoin pernah mencatat rekor tertinggi sepanjang masa US$ 19.458,19/BTC pada Desember 2017. Tetapi malah ambrol nyaris 80% setahun berselang.
Kemudian pada tahun lalu, tepatnya 12 Maret 2020, harga bitcoin ambrol lebih dari 26% dalam sehari. Sementara pada 8 Februari lalu, bitcoin meroket lebih dari 17% dalam 24 jam.
Pergerakan tersebut menunjukkan bagaimana ekstremnya pergerakan bitcoin, yang tentunya menjadi bahaya sendiri bagi pelaku pasar. Risiko kehilangan nilai investasi yang besar hanya dalam waktu singkat.
Namun, setali tiga uang, ethereum dan XRP juga menunjukkan volatilitas yang ekstrim juga, bahkan lebih ngeri ketimbang bitcoin.
Pada 12 Maret lalu, ethereum jeblok lebih dari 33% dalam sehari, sementara XRP pada 23 Desember malah merosot nyaris 40% dalam sehari. Sebaliknya, pada 4 Januari lalu, ethereum meroket nyaris 38%, sementara XRP pada 30 Januari melesat nyaris 39%.
Namun, jika melihat rata-rata persentase pergerakan per hari, sejak awal 2020 hingga awal tahun ini sebenarnya tidak besar. Rata-rata pergerakan bitcoin pada periode tersebut hanya 0,56% per hari, kemudian XRP 0,46%, dan ethereum 0,79% per hari.
Artinya pergerakan ekstrim mata uang kripto sebenarnya terjadi sewaktu-waktu saja, tetapi ketika terjadi membuat jantungan para investor.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(pap/pap) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210217172009-37-224109/bitcoin-ethereum-ripple-mana-yang-paling-bahaya
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Bitcoin-Ethereum-Ripple, Mana yang Paling Bahaya? Tech - 1 jam yang lalu - CNBC Indonesia"
Posting Komentar