Jakarta, CNBC Indonesia - Harga bitcoin diprediksi akan melesat lebih tinggi lagi. Hal ini dikarenakan gelombang pembelian emas digital itu, setelah produsen mobil listrik Tesla mulai memborong bitcoin.
Akibat aksi ini, bitcoin melewati US$ 50.000 (Rp 700 juta) pada hari Selasa (16/2/2021). Kenaikan terus terjadi setelah seminggu sebelumnya, Tesla menginvestasikan US$ 1,5 miliar (Rp 21 triliun) dalam bitcoin dan menyatakan pelanggan dapat menggunakannya untuk membeli kendaraan produksi perusahaan itu.
Bukan hanya itu, aksi Bank New York BNY Mellon dan titan kartu kredit MasterCard yang mengumumkan rencana untuk mendukung bitcoin juga membuat mata uang kripto ini makin dilirik. Namun hal ini menimbulkan kekhawatiran baru akan gelembung besar alias bubble yang terakhir dialami pasar empat tahun lalu.
Para analis menilai bahwa Bitcoin sangat beresiko. Bitcoin juga memiliki volatilitas yang tinggi
"Bitcoin adalah aset yang sangat mudah berubah dan sangat berisiko," kata profesor Matthieu Bouvard di Toulouse School of Economics, dikutip dari AFP, Jumat (19/2/2021).
"Pada saat yang sama, kami telah mengatakan selama sepuluh tahun bahwa bitcoin akan runtuh, tetapi masih ada," katanya lagi seraya menekankan volatilitas akan menurun karena popularitasnya meluas.
Satu bitcoin saat ini bernilai lima kali lebih banyak dari tahun sebelumnya. Sedangkan nilai gabungan dari semua unit dalam sirkulasi global hampir US$ 1 triliun.
Meski begitu, sebagian analis tetap menilai bahwa bitcoin adalah unit keuangan baru dan inovatif di masa depan. Kepala Eksekutif Broker Cryptocurrency Bitpanda, Eric Demuth, menggambarkan bitcoin sebagai "emas digital baru", yang dihargai oleh investor yang berusaha untuk mendiversifikasi aset dan menjaga dari inflasi.
"Bitcoin akan segera ditambahkan ke neraca bank sentral," kata Demut.
Sejumlah bank sentral memang telah mengumumkan rencana untuk unit digital yang didukung bank. Tetapi sangat skeptis terhadap bitcoin karena sifatnya yang "bayangan" dan fakta bahwa bitcoin tetap tidak diatur.
Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde menyatakan bulan ini bahwa bitcoin adalah bukan mata uang. Ia menyebut ini adalah aset yang "sangat spekulatif" dan membutuhkan regulasi global.
Menurut penyedia data cryptocurrency, ByteTree, saat ini Eropa hanya mewakili 10% persen pembelian bitcoin dari dana investasi.
[Gambas:Video CNBC]
(sef/sef) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/tech/20210219124709-37-224631/investor-awas-ada-ramalan-bitcoin-bubble-nih
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Investor Awas! Ada Ramalan Bitcoin Bubble Nih Tech - 1 jam yang lalu - CNBC Indonesia"
Posting Komentar