Jakarta, CNBC Indonesia - Harga mata uang kripto (cryptocurrency) berkapitalisasi pasar terbesar berbalik melemah pada perdagangan Selasa (28/9/2021) pagi waktu Indonesia, karena investor kembali khawatir oleh semakin kerasnya China terhadap industri kripto.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap pukul 09:15 WIB, kedelapan kripto berkapitalisasi terbesar non-stablecoin kembali diperdagangkan di zona merah pada pagi hari ini.
Bitcoin merosot 3,88% ke level harga US$ 42.548,67/koin atau setara dengan Rp 606.318.548/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.250/US$), ethereum ambles 6,57% ke level US$ 2.949,08/koin atau Rp 42.024.390/koin, cardano terkoreksi 4,21% ke US$ 2,17/koin (Rp 30.923/koin).
Berikutnya binance coin drop 4,39% ke level US$ 339,8/koin atau Rp 4.842.150/koin, ripple tergelincir 4,51% ke US$ 0,9344/koin (Rp 13.315/koin), solana melemah 2,99% ke US$ 137,4/koin (Rp 1.957.950/koin), polkadot ambruk 6,21% ke US$ 28,03/koin (Rp 399.428/koin), dan dogecoin terdepresiasi 3,4% ke US$ 0,202/koin (Rp 2.879/koin).
|
Investor kripto kembali dikhawatirkan oleh sentimen dari makin kerasnya pemerintah China terhadap industri kripto, di mana pada akhir pekan lalu China resmi menganggap bahwa aktivitas terkait kripto adalah ilegal, baik transaksi maupun penambangan.
Untuk saat ini, tampaknya beberapa pembeli cenderung mengalihkan fokus mereka dari bitcoin dan beralih ke koin digital berjenis desentralized finance (DeFi), setelah tindakan keras China terhadap aktivitas cryptocurrency.
Makin kerasnya China terhadap industri kripto membuat dua perusahaan pertukaran kripto bergengsi di dunia, yakni Huobi dan Binance resmi menghentikan pendaftaran baru dan akan menghentikan kontrak eksisting dengan nasabah di China.
Selain itu, perusahan penambangan Ethereum di China, SparkPool mengatakan pihaknya berencana untuk menangguhkan layanan untuk semua penggunanya pada 30 September mendatang.
Pada akhir pekan lalu, bank sentral China mengeluarkan pernyataan keras yang menyatakan semua aktivitas keuangan yang berkaitan dengan uang kripto adalah ilegal.
Mereka akan memantau transaksi ini dan melakukan penyelidikan pada bursa luar negeri yang menawarkan uang kripto kepada warga China Daratan.
Selain itu, pemerintah China juga melarang bank dan lembaga keuangan lainnya menawarkan layanan yang terkait dengan kripto, termasuk transaksi fiat ke mata uang kripto, atau dari satu kripto ke kripto lainnya.
Langkah tersebut kemungkinan akan menargetkan layanan over-the-counter (OTC) yang memungkinkan orang China untuk menukar fiat China yuan (CNY) mereka menjadi aset kripto untuk berpartisipasi dalam perdagangan kripto.
Bank sentral China juga melarang bursa penukaran kripto luar negeri mempekerjakan warga lokal untuk aktivitas pemasaran hingga penyelesaian pembayaran dan teknologi.
Namun, langkah pemerintah China ini tidak hanya baru ini dilakukan, China sudah berulang kali melakukan hal serupa selama beberapa tahun terakhir.
Pada 2017 silam, China memerintahkan bursa penukaran kripto lokal untuk menghentikan aktvitasnya di China. Hal ini memaksa Huobi dan Binance membuka layanan di negara yang lebih bersahabat pada kripto seperti Singapura dan Malta.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(chd/chd) Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20210928093023-17-279657/aksi-bunuh-kripto-oleh-china-bikin-harga-bitcoin-cs-ambles
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Aksi 'Bunuh' Kripto Oleh China, Bikin Harga Bitcoin Cs Ambles - CNBC Indonesia"
Posting Komentar