Jakarta, Beritasatu.com - Bitcoin, aset cryptocurrency terbesar, merosot 5% setelah bank sentral Tiongkok (PBoC) pada Jumat (24/9/2021) mengatakan semua transaksi keuangan yang melibatkan cryptocurrency adalah ilegal.
Harga bitcoin turun 5% menjadi US$ 42.496,12, menurut data Coin Metrics. Sementara ether, mata uang digital terbesar kedua, turun 7% menjadi US$ 2.921,53.
Penurunan bitcoin kali ini bisa dibilang bukan apa-apa dibanding penurunan-penurunan sebelumnya. Aset yang satu ini memang sangat-sangat volatil, di satu saat bisa turun 99%, kemudian beberapa waktu kemudian naik hingga to the moon.
Berikut adalah 7 bitcoin crash terparah dalam sejarah bitcoin.
Juni 2011 turun 99%
Pada tahun 2011, bitcoin menjadi terkenal setelah naik dari US$ 2 ke US$ 32, atau setara dengan seons perak. Kemudian bitcoin anjlok setelah Mt. Gox, pertukaran bitcoin terbesar di dunia pada saat itu, diretas pada 19 Juni 2011. Ratusan akun bitcoin diretas dan mengakibatkan kerugian sekitar US$ 450 juta pada saat itu. Bitcoin sempat menjadi tak berharga, tepatnya hanya 1 sen.
Agustus 2012 turun 56%
Pada Agustus 2012, masyarakat menyadari skema Ponzi telah memasuki era digital dan menyedot uang investor. Janji-janji manis untung besar yang diumbar Trendon T. Shavers, pendiri Bitcoin Savings and Trust (BTCST), ternyata janji palsu. SEC alias OJKnya AS mendakwa Shavers atas tuduhan penipuan.
April 2013 turun 83%
Pada April 2013, bitcoin menjadi korban kesuksesannya sendiri. Ditopang liputan media arus utama, imbestor berbondong-bondong memborong bitcoin hingga Mt Gox tidak sanggup menangani volume pemesanan. Crash ini dimanfaatkan hacker untuk mematikan sistem Mt Gox, hingga berdampak pada anjloknya bitcoin dari US$ 260 ke US$ 50.
Desember 2013 turun 50%
Tiongkok sudah pernah melarang bitcoin pada akhir 2013. Saat itu, valuasi bitcoin anjlok hingga 50%. Hingga saat ini, Tiongkok tidak mau mengakui bitcoin sebagai alat pembayaran.
Desember 2017- Desember 2018
Tahun 2017 adalah tahun bersejarah untuk bitcoin karena pada saat itu, bitcoin berhasil menembus angka US$ 20.000. Kemudia pada 27 Desember 2017, gelembung bitcoin pecah akibat aksi ambil untung besar-besaran investor. Bitcoin turun hingga US$ 12.000. Gonjang-ganjing bitcoin terus terasa hingga 2018, ketika terjadi peretasan besar di Korea dan Jepang. Hal ini membuat banyak investor lari tunggang langgang.
Maret 2020 minus 50%
Bitcoin tidak kebal terhadap pandemi Covid-19. Pada Maret 2020, bitcoin ikut ambles bersama pasar modal. Bitcoin turun 50% hanya dalam 2 hari. Dalam sebulan, bitcoin terjungkal dari kisaran US$ 10.000 pada Februari ke US$ 4.000 di bulan Maret.
Mei 2021 minus lagi 53%
Pada bulan April, bitcoin menjadi topik hangat dunia investasi karena menembus US$ 64.000. Kemudian dalam sekejap, kapitalisasi bitcoin senilai US$ 1 triliun hilang dalam sepekan. Alasannya pertama, CEO Tesla Elon Musk menarik kembali pernyataannya soal menerima bitcoin sebagai alat pembayaran. Kemudian, Tiongkok kembali merazia tambang-tambang bitcoin. Lalu, publik akhirnya sadar akan bahaya lingkungan yang ditimbulkan penambangan bitcoin yang boros energi itu.
Saksikan live streaming program-program BeritaSatu TV di sini
Sumber: Yahoo Finance
Baca Or Read Again https://www.beritasatu.com/ekonomi/832903/kripto-anjlok-lagi-ini-7-bitcoin-crash-terparah-dalam-sejarahBagikan Berita Ini
0 Response to "Kripto Anjlok Lagi? Ini 7 Bitcoin Crash Terparah dalam Sejarah - BeritaSatu"
Posting Komentar