Bisnis.com, JAKARTA – Pekan lalu bank sentral China memutuskan melarang semua transaksi terkait aset kripto, termasuk layanan yang disediakan oleh bursa luar negeri. Bank sentral China (People's Bank of China/PBOC) mengatakan di laman resminya bahwa cryptocurrency termasuk Bitcoin dan Tether bukan mata uang fiat dan tidak dapat diedarkan.
Hal itu sempat membuat pasar aset kripto mengalami pukulan yang cukup dalam. Sikap China itu seolah mengulang kebijakan serupa pada 2017 lalu, ketika pemerintah setempat memperketat segala bentuk transaksi Bitcoin dan asset kripto lainnya.
Kebijakan China tersebut berpeluang diadopsi oleh Amerika Serikat, yang selama ini dinilai cukup bersahabat bagi para pelaku di sektor aset kripto.
Potensi itu dapat terjadi apabila Saule Omarova akhirnya sah menjadi Kepala Office of the Comptroller of the Currency (OCC) Amerika Serikat. Seperti diketahui, Omarova dinominasikan oleh Joe Biden untuk menduduki posisi pimpinan OCC selama tiga tahun ke depan.
Adapun, OCC adalah lembaga independen di Kementerian Keuangan AS yang mengawasi dan mengatur lembaga keuangan perbankan maupun nonperbankan, baik dari dalam maupun luar negeri yang beroperasi di AS.
Omarova dinilai sejumlah kalangan cukup keras dan aktif mengkritik kehadiran aset kripto dan uang digital. Profesor hukum lulusan Cornell University tersebut berpeluang memperkuat dan mempertegas pandangan negatif terhadap aset kripto, yang telah diungkapkan oleh Kepala OCC sebelumnya Michael Hsu.
Baca Or Read Again https://market.bisnis.com/read/20210929/94/1448360/bitcoin-cs-ditekan-china-as-siap-menyusulBagikan Berita Ini
0 Response to "Bitcoin Cs. Ditekan China, AS Siap Menyusul? - Bisnis.com"
Posting Komentar