Search

Ethereum Unjuk Gigi Saat Bitcoin Loyo - CNBC Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga kripto berkapitalisasi pasar besar (big cap) diperdagangkan cenderung bervariasi pada perdagangan Rabu (1/12/2021) pagi waktu Indonesia, di mana investor merespons beragam dari pernyataan ketua bank sentral Amerika Serikat (AS) yang ingin mempercepat laju pengurangan pembelian obligasinya.

Melansir data dari CoinMarketCap pada pukul 09:00 WIB, bitcoin dan beberapa kripto alternatif (altcoin) terpantau terkoreksi. Sedangkan ethereum dan juga beberapa altcoin lainnya terpantau menguat.

Bitcoin melemah 0,31% ke level harga US$ 57.133,21/koin atau setara dengan Rp 819.861.564/koin (asumsi kurs hari ini Rp 14.350/US$), cardano merosot 1,84% ke level US$ 1,57/koin atau Rp 22.530/koin, XRP turun tipis 0,04% ke US$ 1/koin (Rp 14.350/koin), dan dogecoin terkoreksi 0,55% ke US$ 0,2156/koin (Rp 3.094/koin).


Sedangkan ethereum melesat 5,53% ke level harga US$ 4.707/koin atau Rp 67.545.450/koin, binance coin menguat 0,68% ke US$ 627,95/koin (Rp 9.011.083/koin), solana terapresiasi 3,06% ke US$ 211,14/koin (Rp 3.029.859/koin), dan polkadot melonjak 4,22% ke US$ 38,24/koin (Rp 548.744/koin).

Berikut pergerakan 10 kripto besar berdasarkan kapitalisasi pasarnya pada hari ini.

Kripto

Bitcoin masih diperdagangkan di zona merah pada pagi hari ini setelah Ketua bank AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell memperingatkan bahwa risiko inflasi yang lebih tinggi telah meningkat.

The Fed juga akan membahas percepatan pengurangan pembelian obligasi (tapering off) pada pertemuan Desember mendatang.

Dalam pidato di hadapan komite Senat, Powell berpikir bahwa pengurangan laju pembelian obligasi bulanan bisa dilakukan lebih cepat daripada jadwal US$ 15 miliar per bulan yang diumumkan awal bulan ini.

"Pada titik ini, ekonomi sangat kuat dan tekanan inflasi lebih tinggi, dan oleh karena itu, menurut pandangan saya, mempertimbangkan untuk mengakhiri pembelian aset kami ... mungkin beberapa bulan lebih cepat," kata Powell, dilansir CNBC International.

Dengan demikian, komentar Powell di atas menunjukkan bahwa fokus The Fed kini telah berubah untuk memerangi inflasi dan dampak negatifnya ketimbang potensi gangguan dalam kegiatan ekonomi akibat adanya varian baru Covid-19.

Menurut Edward Moya, analis pasar senior di broker Oanda mengatakan bahwa percepatan tapering berdampak buruk pada pasar kripto, terutama bitcoin karena para investor cenderung memilih bitcoin sebagai aset lindung nilai (hedging).

"Tapering yang akan dipercepat dan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan yang meningkat adalah berita buruk bagi bitcoin," kata Moya, dikutip dari CoinDesk.

"Bitcoin diperdagangkan lebih seperti aset berisiko daripada sebagai aset lindung nilai dari inflasi," tambah Moya.

Namun, di tengah masih terkoreksinya bitcoin pada hari ini, koin digital terbesar kedua sekaligus menjadi koin alternatif (altcoin) terbesar pertama yakni ethereum masih terpantau cerah pada pagi hari ini.

"Ethereum masih menjadi kripto favorit bagi sebagian besar trader dan koin digital tersebut akan mencoba menembus kisaran level US$ 5.000, tentunya setelah selera risiko kembali pulih," kata Moya, dilansir dari CoinDesk.

TIM RISET CNBC INDONESIA


[Gambas:Video CNBC]

(chd/chd)

Adblock test (Why?)

Baca Or Read Again https://www.cnbcindonesia.com/market/20211201093505-17-295705/ethereum-unjuk-gigi-saat-bitcoin-loyo

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Ethereum Unjuk Gigi Saat Bitcoin Loyo - CNBC Indonesia"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.