Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto melemah secara bersamaan dalam 24 jam terakhir di tengah isu ETF Bitcoin spot yang kemungkinan tidak disetujui tahun ini dan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) yang cetak rekor tertinggi.
Merujuk dari CoinMarketCap pada Kamis (19/10/2023) pukul 05.42 WIB, pasar kripto mayoritas mengalami penurunan. Bitcoin turun 0,50% ke US$28.319,22 meskipun secara mingguan melonjak 5,78%.
Ethereum menguat tipis 0,09% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir melemah 0,12%.
Solana terkoreksi 1,76% secara harian meskipun secara mingguan terbang 7,30%.
Begitu pula dengan Cardano yang turun 1,30% dalam 24 jam terakhir dan secara mingguan berada di zona negatif 1,46%.
CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 0,41% ke angka 1.145,72. Open interest terdepresiasi 0,69% di angka US$24,69 miliar.
Sementara dilansir dari Alternative.me, bitcoin fear & greed index tercatat berada di posisi 50 yang mana merupakan kategori netral atau sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan hari kemarin (18/10/2023) yang berada di angka 52 dengan kategori netral juga.
Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 47 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.
Saat ini, satu peristiwa besar datang dari bitcoin spot ETF masih mendominasi pergerakan pasar kripto, sehingga perkembangan sentimen ini akan berdampak signifikan terhadap kripto.
Menurut analis, berita tweet palsu Spot ETF Cointelegraph pada hari Senin (16/10/2023) menyebabkan lonjakan BTC hingga lebih dari US$2000 diikuti oleh pembalikan, mengungkapkan ekspektasi kuat industri terhadap peristiwa ini.
Namun, Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) diperkirakan tidak akan menyetujui permohonan atau konversi apa pun untuk ETF spot BTC tahun ini, menurut firma analisis cryptocurrency QCP Capital.
Hal ini membuat tren BTC yang lebih besar bergantung pada hambatan makro untuk sisa Q4, baik di bawah 25 ribu atau di atas 32 ribu, menurut analis.
Perusahaan juga menyatakan bahwa risiko terhadap saham dan obligasi masih mengarah ke sisi negatifnya. Menurut analis, penjualan keduanya dapat menyebabkan bencana keseimbangan risiko yang besar. Para analis berpendapat bahwa jika BTC terbukti menjadi tempat berlindung yang aman dalam aksi jual ini, hal ini bisa menjadi awal dari pasar bullish BTC yang sangat besar selama beberapa bulan.
QCP Capital dengan cermat mengikuti laporan pendapatan AS minggu ini dan pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Jumat. Perusahaan ini sangat tertarik dengan pendapatan Tesla dan apakah mereka menjual sisa 25% BTC mereka setelah mengumumkan dalam laporan pendapatan mereka tahun lalu bahwa mereka telah menjual 75% aset mereka (30,000 Bitcoin).
Di lain sisi, tekanan terhadap pasar kripto juga terjadi setelah pada penutupan perdagangan kemarin (18/10/2023), US Treasury bond tenor 10 tahun mencapai level tertinggi baru dalam beberapa tahun karena investor mencerna data ekonomi terbaru dan mempertimbangkan prospek suku bunga bank sentral AS (The Fed).
Dilansir dari Refinitiv, imbal hasil Treasury 10 tahun naik menjadi 4,91%, naik di atas 4,9% untuk pertama kalinya sejak tahun 2007. Alhasil, investor berpotensi mengalihkan dananya ke obligasi daripada risk asset seperti kripto dan berujung pada turunnya harga kripto.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Lagi-Lagi Gegara SEC, Pasar Kripto Tercekik
(rev/rev) Baca Or Read Again https://news.google.com/rss/articles/CBMic2h0dHBzOi8vd3d3LmNuYmNpbmRvbmVzaWEuY29tL21hcmtldC8yMDIzMTAxOTA2MTkxNy0xNy00ODE3NzQvbGFnaS1sYWdpLWtyaXB0by1tZW1lcmFoLWthbGFoLXNla3NpLXNhbWEtb2JsaWdhc2ktYXPSAXdodHRwczovL3d3dy5jbmJjaW5kb25lc2lhLmNvbS9tYXJrZXQvMjAyMzEwMTkwNjE5MTctMTctNDgxNzc0L2xhZ2ktbGFnaS1rcmlwdG8tbWVtZXJhaC1rYWxhaC1zZWtzaS1zYW1hLW9ibGlnYXNpLWFzL2FtcA?oc=5
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Lagi-Lagi Kripto Memerah, Kalah Seksi Sama Obligasi AS? - CNBC Indonesia"
Posting Komentar