JAKARTA, KOMPAS.com - Harga Bitcoin tengah berada dalam tren kenaikan. Kini, harga kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu kembali mendekati level tertingginya.
Berdasarkan data CoinMarketCap, harga Bitcoin sempat menyentuh level 71.259 dollar AS atau setara sekitar Rp 1,14 miliar pada Selasa (21/5/2024) kemarin. Posisi itu 51 persen lebih tinggi dari posisi awalh tahun (year to date/ytd) dan mendekati all time high sebelumnya, yakni 73.000 dollar AS.
Crypto Analyst Reku Fahmi Almuttaqin mengatakan, tren kenaikan Bitcoin belakangan disebabkan oleh beberapa faktor, seperti adopsi investor institusi yang semakin masif. Tercatat institusi ternama mulai dari Morgan Stanley, Millenium Management, hingga lembaga pengelola dana pensiun salah satu negara bagian di Amerika, Wisconsin, mulai melakukan pembelian Bitcoin melalui instrumen ETF Bitcoin spot.
Baca juga: Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto Alternatif Juga Kian Menguat
"Meningkatnya adopsi institusi tersebut tidak hanya meningkatkan kredibilitas Bitcoin, namun juga optimisme pasar terhadap outlook harganya, terlebih apabila adopsi institusi kemudian berkembang pada skala yang lebih besar," tutur dia, dalam keterangannya, dikutip Rabu (22/5/2024).
Selain itu, sentimen positif juga datang dari rilis data inflasi AS. Fahmi menyebutkan, data Indeks Harga Konsumen (CPI) AS minggu lalu yang mengindikasikan meredanya tekanan inflasi turut memberikan ketenangan lebih bagi para pelaku pasar bahwa upaya penurunan inflasi sudah berada pada jalur yang tepat.
Menurutnya, tren penguatan Bitcoin berpeluang berlanjut ke depan. Proyeksi itu dibuat dengan mempertimbangkan sejumlah faktor, seperti nasib ETF Ethereum Spot.
"Dan data-data lain seperti PMI Amerika Serikat, pendapatan Nvidia menunjukkan angka yang positif," katanya.
Dengan melihat sentimen-sentimen itu. Fahmi menyebutkan, investor dapat mengoptimalkan momentum dengan berfokus pada aset-aset potensial yang memiliki hubungan dengan katalis-katalis yang sedang berkembang.
"Bagi investor yang lebih konservatif, termasuk juga bagi investor pemula, strategi DCA atau dollar cost averaging juga masih cukup ideal untuk dijalankan, sebab timing the market bisa jadi akan lebih menantang pada situasi yang cukup bergantung pada perkembangan beberapa data yang tidak bisa sepenuhnya diprediksi," ucapnya.
Baca juga: Inflasi AS Mereda, Harga Bitcoin Melesat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya. Baca Or Read Again https://news.google.com/rss/articles/CBMiaGh0dHBzOi8vbW9uZXkua29tcGFzLmNvbS9yZWFkLzIwMjQvMDUvMjIvMTU0MTAwMzI2L2hhcmdhLWJpdGNvaW4taW50aXAtbGV2ZWwtdGVydGluZ2dpLXNlcGFuamFuZy1zZWphcmFo0gEA?oc=5Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Bitcoin Intip Level Tertinggi Sepanjang Sejarah - Kompas.com"
Posting Komentar