Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar kripto mengalami penurunan hari ini, Rabu (15/5/2024) pasca inflasi produsen Amerika Serikat (AS) tercatat mengalami kenaikan baik secara bulanan maupun tahunan.
Merujuk dari CoinMarketCap pada Rabu (15/5/2024) pukul 06:52 WIB, pasar kripto melemah berjamaah. Bitcoin turun 2,09% ke US$61.551,55 dan secara mingguan berada di zona negatif 1,3%.
Ethereum berada di zona merah 2,22% dalam 24 jam terakhir dan dalam sepekan cenderung turun 4,43%
XRP mengalami depresiasi 1% secara harian dan secara mingguan ambruk 4,91%.
Begitu pula dengan Dogecoin yang berada di zona merah 2,02% dalam 24 jam terakhir dan dalam tujuh hari terakhir turun 3,33%.
CoinDesk Market Index (CMI) yang merupakan indeks untuk mengukur kinerja tertimbang kapitalisasi pasar dari pasar aset digital turun 2,26% ke angka 2.400,15 Open interest terdepresiasi 2,1% di angka US$55,01 miliar.
Sedangkan fear & greed index yang dilansir dari coinmarketcap.com menunjukkan angka 55 yang menunjukkan bahwa pasar berada di fase netral dengan kondisi ekonomi dan industri kripto saat ini.
Kemarin (14/5/2024), AS merilis data inflasi produsen (PPI) yang meningkat lebih dari yang diharapkan pada April 2024, didorong oleh kenaikan tajam dalam biaya jasa dan barang, menunjukkan bahwa inflasi tetap tinggi di awal kuartal kedua. Indeks harga produsen (PPI) naik 0,5% periode April setelah turun sebesar 0,1% pada Maret, menurut Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja.
Secara tahunan (year on year/yoy), PPI meningkat 2,2% pada April dari 1,8% pada Maret 2024.
Tidak hanya itu, pada malam hari ini, AS kembali akan merilis data inflasi konsumen (CPI) dan akan dipantau secara ketat oleh para pedagang mengingat hal ini akan menjadi petunjuk bank sentral AS (The Fed) dalam menetapkan titik awal untuk pelonggaran moneter.
Lebih lanjut, dikutip dari cryptopotato.com, Galaxy Digital CEO Mike Novogratz berpendapat bahwa pergerakan harga bitcoin akan berada dalam masa konsolidasi yang panjang sampai muncul narasi yang mendorong pasar.
Narasi tersebut dapat muncul dalam salah satu dari dua bentuk, yakni bank sentral memangkas suku bunga atau regulator menghapuskan masalah kripto.
"Bitcoin selalu membutuhkan narasi," jelas Novogratz saat wawancara dengan Bloomberg pada hari Selasa. "Jika Anda menganggap Bitcoin sebagai emas digital, selalu ada dua narasi: satu adalah makro, dan dua adalah adopsi."
Harga bitcoin secara historis dipengaruhi oleh tren makroekonomi global, naik selama periode kebijakan bank sentral yang dovish, dan turun selama periode hawkish.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya
Investor Retail Skeptis Soal Bitcoin, Pasar Kripto Ambruk
(rev/rev) Baca Or Read Again https://news.google.com/rss/articles/CBMigAFodHRwczovL3d3dy5jbmJjaW5kb25lc2lhLmNvbS9tYXJrZXQvMjAyNDA1MTUwNzEyNTQtMTctNTM4MTI3L2luZmxhc2ktcHJvZHVzZW4tYXMtYmlraW4ta2V0YXIta2V0aXIta3JpcHRvLWJhbGlrLXR1cnVuLWJlcmphbWFhaNIBhAFodHRwczovL3d3dy5jbmJjaW5kb25lc2lhLmNvbS9tYXJrZXQvMjAyNDA1MTUwNzEyNTQtMTctNTM4MTI3L2luZmxhc2ktcHJvZHVzZW4tYXMtYmlraW4ta2V0YXIta2V0aXIta3JpcHRvLWJhbGlrLXR1cnVuLWJlcmphbWFhaC9hbXA?oc=5
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Inflasi Produsen AS Bikin Ketar-Ketir, Kripto Balik Turun Berjamaah - CNBC Indonesia"
Posting Komentar