Search

Harga Bitcoin Tembus US$50.000, Bagaimana Proyeksi jelang Halving? - Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga Bitcoin berada di atas US$51.000 sepanjang pekan ini, lantas bagaimana proyeksi pergerakannya menjelang periode halving? 

Mengutip dari Coinmarketcap.com, harga Bitcoin sampai dengan Sabtu (24/2/2024) mencapai US$51,021 per Bitcoin. Harga tersebut turun 0,40% dalam 24 jam dan turun 1,73% dalam sepekan. 

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan Bitcoin hampir tidak bertahan di atas US$51.000 selama pergerakan di awal pekan ketiga Februari 2024 ini. 

Para pelaku pasar cenderung melihat level harga US$50.000 dan US$48.000 sebagai area dukungan potensial berikutnya. Terlebih momen halving yang semakin dekat kurang dari 60 hari.

"Halving Bitcoin yang diperkirakan terjadi antara 20-22 April 2024 nanti akan semakin menarik perhatian investor dan trader. Event halving ini diketahui memiliki dampak signifikan terhadap suplai Bitcoin, di mana hadiah untuk penambangan blok Bitcoin akan berkurang setengahnya," kata Fyqieh, dikutip dalam keterangan resmi, Sabtu (24/2/2024).

Dia menjelaskan periode ini merupakan mekanisme yang telah terprogram untuk mengurangi laju inflasi Bitcoin dan secara historis telah memicu kenaikan harga. 

Namun menurut Fyqieh, pelaku pasar harus mengetahui tren Bitcoin halving sejak dimulainya pada 2009. dia juga menggarisbawahi  bahwa tren ini adalah hal yang berulang.

Memang benar bahwa penurunan harga yang signifikan akan terjadi menjelang setiap halving, sehingga membuka peluang bagi lonjakan pasar berikutnya.

Misalnya, pada 2012, penurunan harga Bitcoin secara dramatis sebesar 50,78% terjadi hanya beberapa bulan sebelum halving.

Namun, Bitcoin naik ke level baru setelahnya. Pola serupa juga terjadi pada 2016 dan 2020, dengan koreksi sebelum halving masing-masing sebesar 40,37% dan penurunan tajam sebesar 63,09%, diikuti oleh pemulihan yang kuat pasca Halving.

"Pada awal 2024, Bitcoin mengalami pertumbuhan sebesar 21,17%, memicu spekulasi pasar bullish yang akan datang. Namun, jika pola historis menunjukkan hal ini, pasar mungkin bersiap menghadapi koreksi, berpotensi turun di bawah US$50.000 sebelum naik pasca-halving," ungkap Fyqieh.

Lebih lanjut Fyqieh menjelaskan trader dan investor juga akan terus mencoba untuk menaikan harga BTC di atas resistensi US$53.000. Pengujian ulang yang berhasil pada level ini akan menyiratkan tren naik yang lebih kuat yang menargetkan area di atas US$54.000. 

Fyqieh menyebutkan, meskipun terjadi koreksi di bawah US$50.000, Bitcoin menegaskan potensi mencapai puncaknya antara US$58.000 dan US$60.000 sebelum berkurang separuhnya.

Meski ada potensi penurunan, pentingnya kenaikan harga peristiwa halving ini tidak dapat dilebih-lebihkan. Setelah halving pada 2012, 2016, dan 2020, Bitcoin mengalami lonjakan yang mengejutkan masing-masing sebesar 11,000%, 3,072%, dan 700%.

Periode momentum bullish ini berlangsung antara 365 dan 549 hari, mencerminkan dampak besar halving terhadap dinamika pasar. 

"Jika pasar bullish yang akan datang mencerminkan lintasan masa lalu, ekspektasi dapat menentukan puncak pasar Bitcoin berikutnya sekitar April atau Oktober 2025," ujar Fyqieh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Adblock test (Why?)

Baca Or Read Again https://news.google.com/rss/articles/CBMicWh0dHBzOi8vbWFya2V0LmJpc25pcy5jb20vcmVhZC8yMDI0MDIyNC85NC8xNzQzNzcwL2hhcmdhLWJpdGNvaW4tdGVtYnVzLXVzNTAwMDAtYmFnYWltYW5hLXByb3lla3NpLWplbGFuZy1oYWx2aW5n0gEA?oc=5

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Harga Bitcoin Tembus US$50.000, Bagaimana Proyeksi jelang Halving? - Bisnis.com"

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.