Lonjakan harga bitcoin sejak beberapa waktu lalu hingga mencapai harga di atas 60.000 dollar AS atau sekitar Rp 1 miliar sebenarnya sudah diperkirakan sebelumnya. Otoritas yang makin mengakui kehadiran aset kripto tersebut dan investor institusional yang ikut masuk membuat aset ini makin kokoh.
Harga bitcoin telah melonjak pada Selasa (5/3/2024) lalu hingga mencapai 69.210 dollar AS atau di atas Rp 1 miliar untuk pertama kalinya sejak lebih dari dua tahun lalu. Capaian ini, menurut Forbes, menjadi tonggak penting ketika aset kripto terbesar di dunia ini melakukan pemulihan besar-besaran.
Harga bitcoin dilaporkan naik lebih dari 30 persen sejak regulator di Amerika Serikat menyetujui sebuah bentuk investasi yang mirip reksa dana (ETF) diperdagangkan di pasar modal pada bulan Januari. Produk ini memungkinkan investor lebih mudah mengakses bitcoin secara langsung, jauh melampaui indeks saham utama. Keputusan regulator itu direspons oleh investor sebagai pengakuan terhadap keberadaan bitcoin.
Penyelenggara rantai blok (blockchain) Cifdaq dalam analisisnya mengenai lonjakan harga bitcoin sekarang menyebut faktor-faktor yang berkontribusi pada pemulihan bitcoin. Pemulihan bitcoin pada tahun-tahun berikutnya setelah kenaikan pada tahun 2017 dapat dikaitkan dengan berbagai faktor.
Faktor itu antara lain pasar aset kripto yang mulai matang, adopsi investor institusional, kejelasan peraturan, kemajuan teknologi, penerimaan aset tersebut secara global, peristiwa halving (pengurangan hadiah untuk petambang hingga setengah setelah menambah blok baru dalam rantai blok), dan kondisi makroekonomi. Semuanya memainkan peran integral dalam membentuk lonjakan harga bitcoin.
Seiring dengan terus berkembangnya industri mata uang kripto, penting untuk menyadari bahwa perjalanan bitcoin terkait dengan inovasi teknologi dan konteks ekonomi dan peraturan yang lebih luas. Artinya, perubahan teknologi dan juga aturan-aturan yang menyertainya bisa digunakan untuk menganalisis pergerakan bitcoin dan aset kripto lain ke depan.
Sebaliknya, meskipun kinerja pada masa lalu bukan indikasi hasil di masa depan, pembelajaran dari kenaikan di tahun 2017 dan dampaknya memberikan wawasan berharga mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi ketahanan dan pertumbuhan aset digital di tahun-tahun mendatang. Kejadian tahun 2017 boleh dibilang tak memiliki alasan yang kuat, tetapi memberi tahu kita soal ketahanan bitcoin pada masa awal.
Analisis lain di The Independent mengatakan, setelah mengonsolidasikan kerugiannya pascakehancuran, harga bitcoin mulai terus naik hingga akhir tahun 2023. Saat itulah rumor tentang peristiwa yang menentukan industri mulai meningkatkan pergerakan aset kripto tersebut.
Selama bertahun-tahun ada spekulasi bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) akan menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa spot (ETF) bitcoin, sejenis sekuritas yang akan membuka pasar bagi investor institusi senilai miliaran dollar AS. Ketika rumor ini ternyata benar, yaitu ketika SEC menyetujui gelombang ETF, pergerakan harga bitcoin terpicu.
Baca juga: Bitcoin Meroket, Sinyal Positif untuk Investasi di 2024?
Belum stabil
Meski demikian, berbagai peristiwa belakangan yang mendukung kehadiran aset kripto tidak membuat mereka akan stabil. Pasar juga masih melihat kemungkinan koreksi dan kejadian lain.
”Kenaikannya sangat cepat sehingga kami berhati-hati dalam melakukan koreksi. Tetapi, dalam jangka panjang, masih ada katalis yang mendukung pergerakan harga yang positif,” kata CEO dan pendiri lembaga pengelola investasi investasi kripto Kbit, Ed Tolson, dalam wawancara dengan CNBC.
Apalagi, sejak awal banyak pihak melihat sejauh aset kripto itu belum bisa digunakan sebagai pembayaran, maka semua masih bisa berubah. Sebuah unggahan di blog Bank Sentral Eropa (ECB) pada November 2022 telah membantah janji-janji palsu bitcoin dan memperingatkan bahaya sosial jika tidak ditangani secara efektif.
Mereka berpendapat bahwa bitcoin telah gagal memenuhi janji awalnya untuk menjadi mata uang digital terdesentralisasi global. Mereka menunjukkan pula bahwa janji bitcoin untuk menjadi aset finansial, yang nilainya pasti akan terus meningkat, juga salah.
Mereka memperingatkan tentang risiko terhadap masyarakat dan lingkungan jika lobi kelompok pendukung bitcoin berhasil memunculkan kembali gelembung dengan bantuan yang tidak disengaja dari para pembuat aturan. Banyak pihak mengingatkan pembuat aturan untuk lebih berhati-hati.
Tidak hilang
Akan tetapi, Kepala Penelitian Galaxy Digital Alex Thorn berpendapat, bitcoin yang meraih kembali titik tertinggi sepanjang masa sekali lagi menunjukkan bahwa bitcoin tidak akan pernah hilang. Dalam 15 tahun keberadaannya, bitcoin telah mengalami empat kali penarikan sebesar 75 persen dan, setiap kali hal itu terjadi, bitcoin kembali bangkit.
Direktur penelitian di penyedia data kripto Kaiko, Clara Medalie, juga menggemakan sentimen tersebut. Ia mengatakan, rekor baru tersebut adalah tonggak psikologis yang penting dan menunjukkan kemampuan luar biasa aset kripto untuk bangkit kembali dan terus bertahan meskipun ada hambatan besar. Namun, jika ada kejadian besar lagi, hal itu diperkirakan tidak akan berdampak besar terhadap laju inovasi di industri tersebut.
Investor tentu makin percaya diri memegang bitcoin meski sampai sekarang berbagai analisis sulit menjelaskan kenaikan yang fenomenal dan juga kejatuhan yang membuat mereka bisa stres. Kita masih belum menemukan alat analisis yang meyakinkan. Namun, pada saat yang bersamaan dengan pengakuan bitcoin, aset kripto ini makin kokoh di pasar.
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Aset Kripto Bitcoin Makin Kokoh - kompas.id"
Posting Komentar